Kamis, 11 Juni 2015



Pertanian Bawang Merah No Pestisida
Kehadiran alat pembasmi hama modern semakin membuat petani lega. Kali ini alat perangkap hama kaper bawang merah bertenaga matahari buatan anak negeri diuji coba di Nganjuk, Jawa Timur.
Bawang merah merupakan salah satu komoditas utama pertanian di kabupaten Nganjuk. Tak heran banyak dijumpai persawahan bawang merah di kabupaten Nganjuk. Seiring berkembangnya waktu, dituntut adanya teknologi modern yang mampu memberi solusi masalah pertanian yang efektif, aman, murah dan ramah lingkungan. Seperti yang kita tahu bahwa pertanian bawang merah akrab dengan pestisida yang sebenarnya merupakan racun bagi kesehatan. Pestisida yang disemprotkan pada tanaman akan masuk secara difusi melalui pori-pori tanaman atau diserap melalui akar. Zat-zat berbahaya yang diserap ini akhirnya terakumulasi dan ditimbun pada bawag merah yang selanjutnya dapat masuk ke tubuh manusia lewat proses pencernaan.
“Saat ini bawang merah Nganjuk belum bisa masuk ke pasar dunia, jadi pemasaran bawang merah Nganjuk hanya untuk pasar lokal. Ini karena bawang merah Nganjuk belum lolos uji kadar zat residu pestisida yang masih tinggi,” kata Muhadi, Ketua Kelompok Tani di dukuh Bringin, Nganjuk yang ditemui penulis di kediamannya, Nganjuk.
Menanggapi hal tersebut salah satu tim PKM-Penerapan Teknologi yang diketuai oleh Mohamad Adi Irawan, mahasiswa semester 4 Teknik Kelistrikan Kapal Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) membuat alat Yellow Lighting Insect Trap yang merupakan alat pembasmi hama kaper dengan energi matahari yang hemat energi dan nilai pencemaran alat ini sama dengan nol. Alat ini dilengkapi juga dengan pengaman dari sentuh listrik dan hubung singkat. Diharapkan alat ini mampu menjadi pilihan lain bagi petani bawang merah dalam membasmi hama ulat dan meninggalkan pestisida yang berbahaya.
“Saya berharap penelitian tim ini mendapatkan hasil yang maksimal, sehingga dapat berguna bagi para petani bawang merah. Harapannya kedepan jika alat ini berhasil semoga ada kerja sama dengan dinas pertanian sehingga alat ini dapat diproduksi masal dengan harga yang dapat dijangkau petani,” imbuh Muhadi.
Saat ini permintaan akan bahan pangan organik semakin meluas. Diawali dari Eropa kini Australia an Asia juga sedang melirik pertanian organik. Sebagai negara agraris hal ini merupakan pangsa pasar yang cukup menjanjikan jika dikelola dengan baik. Untuk pembangunan pertanian diperlukan kerja sinergis antara petani dan dinas-dinas yang terkait. (dps)

Minggu, 12 April 2015

alat ukur



Daftar Singkatan

SWR                : Standing Wave Ratio
TX                   : Transmitter
RX                   : Receiver
ANT                : Antena
FWD                : Forward
VR                   : Variabel Resistor
OTDR              : Optical Time Domain Reflectometer
BER                 : Bit Error Rate
LED                 : Light Emitting Diode
BTS                 : Base Transceiver Station
DC                   : Direct Current
AC                   : Alternating Current
kV                    : kilo volt


BAB I
Pendahuluan

1.1              SWR Meter
SWR adalah singkatan dari Standing Wave Ratio, sedangkan SWR meter adalah alat untuk mengukur SWR. Alat ini penting untuk setiap stasiun radio. Dapat dipasang diantara pesawat transmitter dan koaksial kabel yang menuju antena. SWR meter harus dijaga agar menunjukkan angka yang rendah, sedapat mungkin 1,1. Apabila SWR meter menunjukkan angka diatas 1,5 berarti antena tidah match. Jika terjadi transmit terus menerus, dalam jangka waktu yang lama, pesawat akan menjadi panas, dan bisa terjadi kerusakan. SWR perlu dijaga agar tetap menunjukkan angka yang rendah, hal ini dimaksudkan agar pesawat menjadi awet.

1.1.1        Gambar


1.1.2        Fungsi
SWR Meter digunakan untuk mengukur perbandingan gelombang datang dan gelombang pantul. Dengan kata lain, SWR Meter digunakan untuk mengukur seberapa match sebuah sumber signal frekwensi yang dipancarkan melalui saluran transmisi dengan akhr pelepasan di antena.
1.1.3        Prinsip Kerja
Prinsip kerja SWR Meter didasari Power Meter. Jika pada suatu pengukuran hanya terdapat Power Meter maka SWR dapat dihitung dari daya datang. Untuk keadaan yang tidak match akan di dapatkan SWR > 1. Untuk keadaan yang paling buruk dimana semua daya datang dipatulkan kembali akan didapatkan SWR = tak terhingga.

1.1.4        Cara penggunaan
1.       Hubungkan SWR meter diantara TX dan antena atau dummy load pada konekto yang sesuai (TX ke pesawat, ANT ke antena).
2.       Letakkan saklar S1 pada posisi FWD. Hidupkan pesawat TX. Jarum akan menunjuk ke satu angka. Aturlah VR2 sehingga jarum mencapai skala maksimum.
3.       Ubah saklar pada REF. Jarum akan menunjuk ke satu angka (misal 1,5).
4.       Balikkan posisi SWR meter. TX ke antena dan pesawat ke ANT. Ulangi langkah 2 dan 3. Jarum harus menunjuk ke angka yang sama (misal 1,5).
5.       Bila langkah 4 tidak tercapai putar trimpot VR1. Bila hal ini tidak menolong berarti VR1 sedikit kekiri dan kekanan.
6.       Ulangi langkah 1 sampai dengan 5 berulang-ulang hingga didapatan angka yang sama.

1.2              OTDR (Optical Time-Domain Reflectometer)
OTDR  merupakan suatu peralatan elektronik yang digunakan untuk mengukur parameter-parameter seperti pelemahan (attenuation), panjang, kehilangan pencerai dan penyambung, dalam sistem telekomunikasi serat optik. OTDR pada dasarnya terdiri dari satu sumber optik dan satu penerima (receiver).

1.2.1        Fungsi
1.       OTDR digunakan untuk mengevaluasi kualitas dari suatu jaringan serat optic.
2.       OTDR dapat melakukan pengukuran dan menganalisis setiap dari jarak akan :
a)      Insertion Loss
b)      Reflection
c)      dan loss yang muncul disetiap titik.

1.2.2        Prinsip Kerja
1.       Sinyal-sinyal cahaya dimasukkan ke dalam serat optik.
2.       Sebagian sinyal dipantulkan kembali dan diterima oleh penerima.
3.       Sinyal balik yang diterima akan dinyatakan sebagai loss.
4.       Waktu tempuh sinyal digunakan untuk menghitung jarak.

1.2.3        Cara Penggunaan
1.       Pilih mode SETUP.
2.       Pilih menu MEASUREMENT (Putar tombol rotary untuk memilih menu).
3.       Window pengaturan pengukuran akan ditampilkan. Pilih Auto setup untuk mengatur cara pengoperasian. Untuk pengukuran otomatis pilih AUTO RANGE (AUT), untuk pengukuran manual pilih OFF.
4.       Untuk Pengukuran manual, atur range jarak (DISTANCE RANGE), lebar pulsa (PULSE WIDTH), dan menekannya pada item yang dipilih
5.       Akhiri Setup Kondiri pengukuran dengan memilih item CLOSE dan menekan tombol rotary pada item tersebut.
6.       Mulai averaging atau pendeteksian saluran dengan menekan tombol AVERAGING [START/STOP].
7.       Untuk melihat daftar kondisi saluran, tekan tombol AUTO SEARCH. Akan segera ditampilkan table kejadian pada saluran yang dideteksi.

1.3              BER Tester
BER Tester biasa digunakan untuk mengetahui seberapa banyak error yang terjadi pada jaringan komunikasi kita, baik jaringan yang berbasis teknologi SDH, PDH, DSL, Fibre channel, serta ethernet.
1.3.1        Fungsi
Dengan alat ini kita dapat mengetahui gangguan yang terjadi pada kanal pelanggan misalnya Signal Loss, Clock Loss, AIS, Pattern Loss, Octet Loss, Frame Loss, dan Mframe Loss, Alat ini pun memberikan informasi tentang keadaan kanal yang diukur BER-nya.

1.3.2        Prinsip Kerja
Contoh, diasumsikan berikut ini urutan bita yang ditransmisikan:
0 1 1 0 0 0 1 0 1 1
dan pada alat penerima akan menterjemahkan urutan bit sebagai berikut:
0 0 1 0 1 0 1 0 0 1,
Maka BER pada kasus ini terdapat 3 kesalahan penafsiran bit kemudian sebagai nilai BER yang dihasilkan adalah nilai kesalahan ini dibagi dengan sejumlah bit yang dikirim yaitu 10 bit, sehingga didapatkan 0.3 atau 30 %.
1. throughput berupa line rate dan data rate
2. PDV ( packet delay Variation)/ jitter
3, BER ( bit error rate)
4. CRC
5. IP checksum
6. frame loss




1.3.3        Cara Penggunaan
1.       Colokkan kabel power dan kabel monitoring pada tempat (slotnya) masing-masing
2.       Aktifkan BER Test dengan menekan Power ON
3.       Sambil menunggu BER tester siap, lakukan pengecekkan pada DDF tentang letak transmisi kabel kanal pelanggan yang mengalami gangguan.
4.       Setelah mengetahui letak point terminasi, maka tentukan point output TX dan RX-nya.
5.       Tekan start/stop pada BER test, sambungkan penjepit merah pada output TX dan penjepit kuning pada output RX.
6.       BER test akan menampilkan pada display nilai BER dari kanal yang telah diukur tadi, dan juga akan menampilkan gangguan-gangguan dan keadaan kanal tadi lewat LED-LED indikator yang terdapat dibawah display.
7.       Setelah pengukuran selesai, lakukan penyelesaian akhir kemudian matikan BER test dengan menekan tombol Star/Stop.
1.4              Drive Test
Drive test adalah proses mengumpulkan data parameter di sisi MS (Handphone) dengan seperangkat alat dan dijalankan mengelilingi area yang akan diukur. Biasanya dengan mengendarai mobil dan mengukur jalan-jalan atau area yang mempunyai jalan yang dapat dilalu oleh mobil. Oleh karenanya di namakan Drive Test. Adapun produsen perangkat Drive Test saat ini cukup banyak, yang populer diantaranya: Nemo (Nokia), Agilent, TEMS (Sony Ericsson), Xxcall, dll.

1.4.1        Gambar


1.4.2        Fungsi
1.       Untuk mengetahui Coverage sebenarnya di lapangan,apakah sudah sesuai dengan prediksi   Coverage pada saat Planning.
2.       Untukmengetahui parameter jaringan di lapangan,apakahsudahsesuaidengan parameter Planning danOptimasi
3.       UntukmengetahuiPerformansijaringansetelah di lakukanperubahansepertipenambahanataupengurangan TRX
4.       UntukmengetahuiadanyaInterferensidarisel-seltetangga
5.       Untukmencariadanya Poor Coverage ataudaerah yang memilikidayaterima signal yang rendah
6.       Untukmencari RF issue yang berkaitanadanya Drop Call atau Block Call
7.       UntukmengetahuiPerformansijaringan operator lain atau Benchmarking

1.4.3        Prinsi Kerja
1.       Drive test memungkinkan operator untuk melakukan optimisasi yang terus menerus. Umumnya, drive test dilakukan dengan menghubungkan MS (handphone) ke PC/laptop. Pelanggan seluler biasanya melihat kinerja layanan jaringan berdasarkan cakupan jaringan dan kualitas panggilan.
2.       Sistem drive test melakukan pengukuran, menyimpan data di komputer, dan menampilkan data menurut waktu dan tempat. Beberapa tipe sistem drive test yang tersedia adalah, drive test berbasis MS, berbasis receiver yang mampu mengukur semua sinyal pilot yang ada, dan kombinasi keduanya, dan perangkat berbasis MS merupakan konfigurasi minimum yang dibutuhkan dalam melakukan drive test.
3.       Pengukuran umum seperti panggilan gagal ataupun terputus dilakukan untuk mengetahui sejauh mana performa jaringan dari sudut pandang pelanggan. menunjukkan sistem drive test berbasis MS termasuk dengan receiver GPS untuk menentukan lokasi akurat suat peristiwa yang dialami MS.

1.4.4        Cara penggunaan
1.       Single Site Verification (SSV), merupakan drive test untukmemverifikasisetiap site bagusatautidak.
2.       Cluster, merupakan drive test yang mengukur jaringan setiap cluster atau daerah yang terdiri dari beberapa site namun hanya untuk satu operator jaringan.
3.       Benchmark, merupakan drive test yang membandingkanbeberapa operator dalamsatu cluster ataudaerah.
4.       Optimasi, merupakanbagiananalisagangguanataukurangnya service quality pada site yang sudahjadi
BAB II
Earth Tester
2.1       Pengenalan
Pentanahan umumnya digunakan untuk menghindarkan peralatan-peralatan seperti kawat daya, kawat komunikasi mesin-mesin listrik, lighting arrester , tower bangunan-bangunan tinggi, terhadap kerusakan – kerusakan maupun bahaya – bahaya yang mungkin timbul disebabkan kesalahan – kesalahan ( fault ) dan juga sebagai perawatan pada operasi normal. Tahanan pentanahan harus diusahakan sekecil mungkin, dimana dalam hal ini kita harus mengetahui tahanan tanah ( earth resistance ). Earth Tester merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengukur tahanan tanah, yang mempunyai skala logaritma dan pengukuran yang mudah dan sempurna. Earth Tester ini terdiri dari suatu transistor pengukur sumber daya dan  sistem galvanometer AC.
2.2       Gambar
            2.3       Fungsi
Alat ukur earth tester digunakan untuk mengukur pentanahan dalam sistem pengaman dalam instalasi listrik. Besarnya tahanan tanah sangat penting untuk diketahui sebelum dilakukan pertanahan dalam sistem pengamanan dalam instalasi listrik. Untuk mengetahui besar tahanan tanah pada suatu area digunakan alat ukur dengan penampil analog. Hasil pengukuran secara analog sering terjadi kesalahan dalam pembacaan hasil pengukurannya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka dirancanglah suatu alat ukur tahanan tanah digital yang memiliki kemudahan dalam pembacaan nilai tahanan yang diukur

2.4               Prinsip Kerja
Perancangan alat ukur tahanan tanah digital ini menggunakan tiga batang elektroda yang ditanahkan yaitu elektroda E (Earth), elektroda P (Potensial) dan elektroda C (Curren). Tujuan penggunaan tiga batang elektroda tersebut adalah untuk mengetahui sejauh mana tahanan dapat mengalirkan arus listrik. Alat ukur tahanan tanah ini terdiri dari beberapa blok diagram rangkaian, antara lain rangkaian osilator,rangkaian tegangan input, rangkaian arus input, mikrokontroler dan rangkaian penampil. Sebelum hasil pengukuran di tampilkan ke LCD, data diolah dirangkaian mikrokontroler. Keuntungan dengan manggunakan mikrokontuler ini yaitu keluaran dari rangkaian input ini debelum masuk ke LCD bisa diatur. Sehingga, perancangan alat ukur tahanan tanah digital ini dapat mengukur tahanan tanah dengan teliti dan akurat.

2.5               Cara Penggunaan
1.       Pada switch pilih mode Ω.
2.       Tekan push button.
3.       Lihat penunjuk voltase tanah apabila jarum bergerak dengan cepat  sampai mentok ke ujung volt meter, check kembali instalasi kabel.
4.       Adjust ohm meter sampai nilai voltase pada galvanometer “0 volt”.
5.       Lakukan instalasi earth tester seperti tampak jarak L adalah sebesar 5 meter.
6.       Baca nilai resistansi yang terbaca pada alat tersebut. Itulah nilai resistansi tanah.




BAB III
Penutup
ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line) adalah salah satu jenis teknologi DSL dimana pembagian bandwidth data untuk transmisi downstream lebih besar daripada upstream. Teknologi ADSL ini memungkinkan pelanggan dapat melakukan akses data dan melakukan panggilan telepon analog biasa  secara bersamaan karena teknologi ini memisahkan frekuensi suara dan frekuensi data. ADSL tahap awal mampu mentransmisikan sampai 8 Mbps kepada subscriber (downlink) dan kurang lebih 640 kbps untuk transmisi arah yang berlawanan (uplink). Penambahan kecepatan ini 50 kali dari kapasitas akses lama (akses internet dial- up). Perbedaan kecepatan yang mencolok ini disebabkan perbedaan penggunaan frekuensi untuk mengirim sinyal data.  Laju data pada ADSL dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah panjang kabel, diameter kabel, level bising pada kabel, adanya bridge tap, dan interferensi cross- couple. Dari faktor-faktor yang telah disebutkan tampak bahwa laju data ADSL sangat bergantung pada media transmisinya, yaitu kabel. Dari sisi kabel sendiri terdapat suatu faktor pelemahan yang sebanding dengan panjang kabel dan frekuensi, tetapi berbanding terbalik terhadap diameter kabel. 
Fungsi
Untuk menyalurkan data lewat jaringan telepon biasa.
1.   Mengubah sinyal digital menjadi sinyal suara dan juga sebaliknya.
2.   Memungkinkan penggunaan bandwith yang optimum, karena bias dimanfaatkan untuk lebih dari satu sambungan secara efisien dan ekonomis.

2.1.1   Prinsip Kerja
Mekanisme kerja sistem ADSL dapat dilihat dalam Gambar 3

                   Gambar 3

Mekanisme kerja ADSL menurut Gambar dapat dijelaskan sebagai berikut : informasi dari internet dapat diakses setelah melalui router/ATM switch diteruskan ke DSLAM. Di dalam DSLAM sendiri terdapat dua saluran yaitu suara dan data, sehingga perlu adanya sistem manajemen jaringan untuk mengaturnya. Dari  DSLAM informasi diteruskan ke sisi pelanggan masuk ke splitter. Di dalam splitter input DSLAM dipisah menjadi dua yaitu berupa voice dan data. Untuk  suara langsung menuju saluran telepon sedangkan data menuju modem ADSL/ATU-R sehingga tidak terjadi interferensi antara sinyal suara dan data. Modem ADSL siap digunakan untuk koneksi internet, tetapi jika ingin di- share maka perlu adanya hub/switch untuk membagi koneksi dengan yang lain.


2.1.2   Cara Penggunaan

Adapun cara-cara penggunaan ADSL di Indonesia, pertama-tama kita terlebih dahulu harus memiliki perangkat ADSL. Seteleh memiliki perangkat ADSL, kita harus memeriksa keberadaan nomor telepon rumah kita di layanan Telkom Speedy, apakah sudah terdaftar atau belum. Selanjutnya yang harus diperhatikan adalah, seberapa jauh jarak antara gardu Telkom dengan rumah kita. Karena dalam ADSL, jarak sangat berpengaruh pada kecepatan koneksi Internet. Setelah memastikan bahwa nomor telepon sudah terdaftar dan jarak sudah diperhitungkan, yang harus kita lakukan selanjutnya adalah pemasangan ADSL pada sambungan telepon. Untuk menyambungkan antara ADSL dengan line telepon, kita menggunakan sebuah alat yang disebut sebagai splitter atau pembagi line. Splitter ini berguna untuk menghilangkan gangguan ketika kita menggunakan modem ADSL. Sehingga nantinya kita tetap dapat menggunakan Internet dan menjawab telepon secara bersamaan.
1.1.    SENSOR


1.1.1.Pengertian Sensor :
Sensor adalah jenis tranduser yang digunakan untuk mengubah besaran mekanis, magnetis, panas, sinar, dan kimia menjadi tahanan, tegangan dan arus listrik. Sensor sering digunakan untuk pendeteksian pada saat melakukan pengukuran atau pengendalian.
1.1.2.Jenis-jenis Sensor yang biasanya terdapat pada rangkaian elektronika
 a.Sensor Cahaya
Fotovoltaic
Fotovoltaic atau sel solar Adalah alat sensor sinar yang mengubah energi sinar langsung menjadi energi listrik. Sel solar silikon yang modern pada dasarnya adalah sambungan PN dengan lapisan P yang transparan. Jika ada cahaya pada lapisan transparan P akan menyebabkan gerakan elektron antara bagian P dan N, jadi menghasilkan tegangan DC yang kecil sekitar 0,5 volt per sel pada sinar matahari penuh. Sel fotovoltaic adalah jenis tranduser sinar/cahaya seperti pada gambar 1.

Gambar 1. Cahaya pada sel fotovoltaik menghasilkan tegangan
Fotokonduktif
Energi yang jatuh pada sel fotokonduktif akan menyebabkan perubahan tahanan sel. Apabila permukaan alat ini gelap maka tahanan alat menjadi tinggi. Ketika menyala dengan terang  tahanan turun pada tingkat harga yang rendah. Seperti terlihat  pada gambar 2.



(a)                                     (b)
Gambar 2.(a) Sel Fotokonduktif ;                                    gambar2. (b) Cahaya pada sel fotokonduktif mengubah harga resistansi
 b.Sensor Suhu
Ada 4 jenis utama sensor suhu yang biasa digunakan :
a) Thermocouple
Thermocouple pada pokoknya terdiri dari sepasang penghantar yang berbeda disambung las dilebur bersama satu sisi membentuk “hot” atau sambungan pengukuran yang ada ujung-ujung bebasnya untuk hubungan dengan sambungan referensi. Perbedaan suhu antara sambungan pengukuranmdengan sambungan referensi harus muncul untuk alat ini sehingga berfungsi sebagai thermocouple.
                       
      Gambar 3.  (a)Thermocouple                                   Gambar 3. (b)Simbol Thermocouple

b) Detektor Suhu Tahanan
Konsep utama dari yang mendasari pengukuran suhu dengan detektor suhu tahanan (resistant temperature detector = RTD) adalah tahanan listrik dari logam yang bervariasi sebanding dengan suhu. Kesebandingan variasi ini adalah presisi dan  dapat diulang lagi sehingga  memungkinkan pengukuran suhu yang  konsisten  melalui  pendeteksian tahanan. Bahan  yang sering digunakan RTD adalah platina karena kelinearan, stabilitas dan reproduksibilitas.
                                   
(a)                                                                                (b)
Gambar 4. (a) Detektor suhu tahanan                 Gambar 4.(b) Simbol RTD
c) Thermistor
Thermistor adalah resistor yang peka terhadap panas yang biasanya mempunyai koefisien suhu negatif. Karena suhu meningkat, tahanan menurun dan sebaliknya. Thermistor sangat peka (perubahan tahanan sebesar 5 % per ³C) oleh karena itu mampu mendeteksi perubahan kecil di dalam suhu. Description: clip_image020
Gambar 5.  Thermistor
d) Sensor Suhu Rangkaian Terpadu (IC)
Sensor suhu dengan IC ini menggunakan chip silikon untuk elemen yang merasakan (sensor). Memiliki konfigurasi output tegangan dan arus. Meskipun terbatas dalam rentang suhu (dibawah 200 ³C), tetapi menghasilkan output yang sangat linear di atas rentang kerja.

C.Sensor Tanan
Prinsip kerja dari sensor tekanan ini adalah mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal listrik. kurang ketegangan didasarkan pada prinsip bahwa tahanan pengantar berubah dengan panjang dan luas penampang.Daya yang diberikan pada kawat menyebabkan kawat bengkok  sehingga menyebabkan ukuran kawat berubah dan mengubah tahanannya, seperti terlihat pada gambar 7. Aplikasi umum-pengukuran tekanan balo

1.2. Tranduser
1.2.1Pengertian Tranduser
Transduser berasal dari kata “traducere” dalam bahasa Latin yang berarti mengubah. Sehingga transduser dapat didefinisikan sebagai suatu peranti yang dapat mengubah suatu energi ke bentuk energi yang lain. Bagian masukan dari transduser disebut “sensor ”, karena bagian ini dapat mengindera suatu kuantitas fisik tertentu dan mengubahnya menjadi bentuk energi yang lain.
Dari sisi pola aktivasinya, transduser dapat dibagi menjadi dua,yaitu:
a. Transduser pasif
yaitu transduser yang dapat bekerja bila mendapat energi tambahan dari luar, contohnya : Thermistor, untuk mengubah energi panas menjadi energi listrik yaitu tegangan listrik, maka thermistor harus dialiri arus listrik
b. Transduser aktif
yaitu transduser yang bekerja tanpa tambahan energi dari luar, tetapi menggunakan energi yang akan diubah itu sendiri, contohnya : Termokopel , ketika menerima panas, termokopel langsung menghasilkan tegangan listrik tanpa membutuhkan energi dari luar.
1.2.2.Jenis-jenis Tranduser
a. Transducer temperatur
Terdapat dua kategori transducer temperatur semikonduktor, yaitu transducer yang menghasilkan tegangan tertentu sesuai dengan perubahan suhu dan transducer yang menghasilkan arus tertentu. sesuai dengan perubahan suhu.

B. Transducer Gaya, Beban, dan Torsi
Strain gage adalah salah satu transducer yang banyak dipakai untuk mendeteksi dan mengukur gaya, beban, torsi, dan tegangan. Prinsip kerjanya adalah mengubah gaya mekanik menjadi besaran resistansi yang sebanding.
Piranti ini dibuat dari kawat tahanan tipis berdiameter sekitar 1 mm. Kawat tahanan yang biasa digunakan adalah campuran dari bahan “konstantan” (60% Cu dan 40% Ni) atau logam campuran “479″ terdiri dari 92% Pt dan 8% Wo.
Kawat tahanan ini dilekatkan pada papan penyangga membentuk strain gage dengan kawat berliku-liku atau bengkok-bengkok yang dikenal dengan bonded strain gage.
Bentuk kawat yang berliku-liku dimaksudkan untuk memudahkan pendeteksian terhadap gaya tekanan yang tegak lurus dengan arah panjang lipatan, karena, tekanan akan menarik kabel sehingga meregang. Hal ini menyebabkan perubahan resistansi pada kawat.
Selain bonded strain gage juga terdapat tipe yang lain yaitu unhonded strain gage, yaitu strain gage yang dibentuk oleh kawat yang dilekatkan pada sebuah rangka terpola agar terbentuk strain gage dengan kawat tahanan yang terpasang lurus dan simetris. Jika papan atau rangka mendapat tekanan dari luar, maka resistansinya akan bertambah sebesar DR dan panjangnya berubah sebesar DL.
Karakteristik sebuah strain gage ditentukan oleh sensitivitas (S) atau gage factor (GF). Sensitivitas didefinisikan sebagai perbandingan antara perubahan nilai tahanan dan perubahan panjang

C. Transducer Perubahan Posisi
Jenis transducer yang banyak digunakan untuk mendeteksi perubahaan posisi adalah Linear Paralel Differential Transformer (LVDT). Transducer ini bekerja berdasarkan prinsip kerja transformator.

D. Transducer Tekanan
Transducer tekanan digunakan untuk mengukur dan mengendalikan tekanan, seperti tekanan cairan atau gas. Untuk mengubah tekanan menjadi perubahan posisi diperlukan sebuah kantong atau diapragma
Perubahan tekanan pada kantung menyebabkan perubahan posisi inti kumparan sehingga mengakibatkan perubahan induksi magnetik pada kumparan. Kumparan yang digunakan adalah kumparan CT (Center Tap), dengan demikian apabila inti mengalami pergeseran maka induktansi pada salah satu kumparan bertambah sementara induktansi pada kumparan yang lain berkurang. Signal Converter mengubah induktansi magnetik yang timbul pada kumparan menjadi tegangan yang sebanding.

E. Transducer Kapasitif
Kapasitas sebuah kapasitor dapat ditentukan oleh perubahan jarak antara konduktor, tipe dielektrik atau luas penampang konduktor. Sebuah transducer kapasitif adalah variabel kapasitor yang kapasitansinya berubah karena kondisi fisik misalnya tinggi cairan, jenis cairan kimia, tekanan, dan ketebalan atau vibrasi.
F. Transducer Kelembaban
Lembap berarti kondisi yang terdiri dari udara dan uap air. Tingkat kelembapan ditentukan oleh perbandingan antara persentase uap air di udara.
G. Transducer Elektromagnet
Piranti sensor Hall Effect (Efek Hall) menghasilkan tegangan keluaran yang ditimbulkan karena medan magnet. Sensor Hall Effect pertama kali ditemukan pada th. 1879 oleh Edward H. Hall. Prinsip kerja sensor Hall Effect adalah sebagai berikut. Bila sebuah magnet diletakkan tegak lurus terhadap sepasang keping konduktor, maka tegangan akan muncul pada sisi yang berlawanan dengan konduktor. Tegangan yang muncul ini disebut tegangan Hall. Besar tegangan Hall sebanding dengan arus dan kuat medan magnet. Dengan dernikian Efek Hall dapat digunakan untuk mengukur kuat medan magnet.
1.3.Konverter
1.3.1 .Pengertian Konverter

Converter adalah suatu alat untuk mengkonversikan daya listrik dari satu bentuk ke bentuk daya listrik lainnya.
1.3.2.Jenis-jenis Konverter
Converter terbagi menjadi 5 jenis:
·         Konverter AC – DC (Rectifier) 
·         Konverter AC – AC (Cycloconverter)
·         Converter DC – DC (DC Chopper)
·         Konverter DC – AC (Inverter)
Penyearah: rangkaian penyearah diode mengubah tegangan ac ke tegangan dc tetap. Tegangan masukan ke penyearah dapat bersifat satu fasa ataupun tiga fasa
Prinsip kerja dari konversi AC ke DC
Nilai rata – rata dari tegangan output dapat dikendalikan dengan mengubah – ubah conduction time dari thyristor satu sudut firing delay, α. Inputnya dapat berupa sumber satu atau tiga fasa. Converter – converter ini juga dikenal sebagai penyearah control. 
Prinsip kerja dari konversi AC ke AC
Converter ini digunakan untuk memperoleh tegangan keluaran ac  variable dari sumber ac tetap dan converter satu fasa dengan suatu TRIAC. Tegangan keluaran dikendalikan dengan mengubah – ubah conduction time dari TRIAC atau sudut delay penyalaan, α. Tipe converter ini dikenal juga sebagai controller tegangan ac. 
Prinsip kerja dari konversi DC ke DC
Converter dc – dc juga dikenal sebagai dc chopper atau pensaklaran regulator dan suatu rangkaian transistor chopper. Tegangan keluaran rata – rata dikendalikan dengan mengubah – ubah conduction time t dan transistor Q1. Jika T adalah periode chopping, maka t1 = δT. δ dikenal sebagai sebagai duty cycle dari chopper-nya.
Prinsip kerja dari konvesi DC ke AC
Converter dc – ac dikenal juga sebagai inverter. Jika transistor M1 dan M2 tersambung pada setengah periode, dan M3 dan M4 tersambung pada setengah periode lainnya, keluaran akan berbentuk tegangan ac. Tegangan keluaran dapat dikendalikan dengan mengubah – ubah conduction time dari transistor. 


1.4.AKTUATOR
1.4.1.Pengertian
Setiap  alat yang mengubah sinyal listrik menjadi gerakan mekanis biasa di katakan sebagai aktuator. Biasa digunakan sebagai proses lanjutan dari keluaran suatu proses olah data yang dihasilkan oleh suatu sensor atau kontroler.
Aktuator terdiri dari :