Daftar Singkatan
SWR :
Standing Wave Ratio
TX :
Transmitter
RX :
Receiver
ANT :
Antena
FWD :
Forward
VR :
Variabel Resistor
OTDR :
Optical Time Domain Reflectometer
BER :
Bit Error Rate
LED :
Light Emitting Diode
BTS :
Base Transceiver Station
DC :
Direct Current
AC :
Alternating Current
kV : kilo volt
BAB I
Pendahuluan
1.1
SWR Meter
SWR adalah singkatan
dari Standing Wave Ratio, sedangkan SWR meter adalah alat untuk mengukur SWR.
Alat ini penting untuk setiap stasiun radio. Dapat dipasang diantara pesawat
transmitter dan koaksial kabel yang menuju antena. SWR meter harus dijaga agar
menunjukkan angka yang rendah, sedapat mungkin 1,1. Apabila SWR meter
menunjukkan angka diatas 1,5 berarti antena tidah match. Jika terjadi transmit
terus menerus, dalam jangka waktu yang lama, pesawat akan menjadi panas, dan
bisa terjadi kerusakan. SWR perlu dijaga agar tetap menunjukkan angka yang
rendah, hal ini dimaksudkan agar pesawat menjadi awet.
1.1.1
Gambar
1.1.2
Fungsi
SWR
Meter digunakan untuk mengukur perbandingan gelombang datang dan gelombang
pantul. Dengan kata lain, SWR Meter digunakan untuk mengukur seberapa match
sebuah sumber signal frekwensi yang dipancarkan melalui saluran transmisi
dengan akhr pelepasan di antena.
1.1.3
Prinsip Kerja
Prinsip
kerja SWR Meter didasari Power Meter. Jika pada suatu pengukuran hanya terdapat
Power Meter maka SWR dapat dihitung dari daya datang. Untuk keadaan yang tidak
match akan di dapatkan SWR > 1. Untuk keadaan yang paling buruk dimana semua
daya datang dipatulkan kembali akan didapatkan SWR = tak terhingga.
1.1.4
Cara penggunaan
1.
Hubungkan
SWR meter diantara TX dan antena atau dummy load pada konekto yang sesuai (TX
ke pesawat, ANT ke antena).
2.
Letakkan
saklar S1 pada posisi FWD. Hidupkan pesawat TX. Jarum akan menunjuk ke satu
angka. Aturlah VR2 sehingga jarum mencapai skala maksimum.
3.
Ubah
saklar pada REF. Jarum akan menunjuk ke satu angka (misal 1,5).
4.
Balikkan
posisi SWR meter. TX ke antena dan pesawat ke ANT. Ulangi langkah 2 dan 3.
Jarum harus menunjuk ke angka yang sama (misal 1,5).
5.
Bila
langkah 4 tidak tercapai putar trimpot VR1. Bila hal ini tidak menolong berarti
VR1 sedikit kekiri dan kekanan.
6.
Ulangi
langkah 1 sampai dengan 5 berulang-ulang hingga didapatan angka yang sama.
1.2
OTDR (Optical Time-Domain
Reflectometer)
OTDR merupakan suatu peralatan elektronik yang
digunakan untuk mengukur parameter-parameter seperti pelemahan (attenuation),
panjang, kehilangan pencerai dan penyambung, dalam sistem telekomunikasi serat
optik. OTDR pada dasarnya terdiri dari satu sumber optik dan satu penerima
(receiver).
1.2.1
Fungsi
1.
OTDR
digunakan untuk mengevaluasi kualitas dari suatu jaringan serat optic.
2.
OTDR
dapat melakukan pengukuran dan menganalisis setiap dari jarak akan :
a)
Insertion
Loss
b)
Reflection
c)
dan
loss yang muncul disetiap titik.
1.2.2
Prinsip Kerja
1.
Sinyal-sinyal
cahaya dimasukkan ke dalam serat optik.
2.
Sebagian
sinyal dipantulkan kembali dan diterima oleh penerima.
3.
Sinyal
balik yang diterima akan dinyatakan sebagai loss.
4.
Waktu
tempuh sinyal digunakan untuk menghitung jarak.
1.2.3
Cara Penggunaan
1.
Pilih
mode SETUP.
2.
Pilih
menu MEASUREMENT (Putar tombol rotary untuk memilih menu).
3.
Window
pengaturan pengukuran akan ditampilkan. Pilih Auto setup untuk mengatur cara
pengoperasian. Untuk pengukuran otomatis pilih AUTO RANGE (AUT), untuk
pengukuran manual pilih OFF.
4.
Untuk
Pengukuran manual, atur range jarak (DISTANCE RANGE), lebar pulsa (PULSE WIDTH),
dan menekannya pada item yang dipilih
5.
Akhiri
Setup Kondiri pengukuran dengan memilih item CLOSE dan menekan tombol rotary
pada item tersebut.
6.
Mulai
averaging atau pendeteksian saluran dengan menekan tombol AVERAGING
[START/STOP].
7.
Untuk
melihat daftar kondisi saluran, tekan tombol AUTO SEARCH. Akan segera
ditampilkan table kejadian pada saluran yang dideteksi.
1.3
BER Tester
BER Tester biasa digunakan untuk
mengetahui seberapa banyak error yang terjadi pada jaringan komunikasi kita,
baik jaringan yang berbasis teknologi SDH, PDH, DSL, Fibre channel, serta
ethernet.
1.3.1
Fungsi
Dengan alat ini kita dapat mengetahui gangguan yang
terjadi pada kanal pelanggan misalnya Signal Loss, Clock Loss, AIS, Pattern
Loss, Octet Loss, Frame Loss, dan Mframe Loss, Alat ini pun memberikan
informasi tentang keadaan kanal yang diukur BER-nya.
1.3.2
Prinsip Kerja
Contoh,
diasumsikan berikut ini urutan bita yang ditransmisikan:
0 1 1 0 0 0 1 0 1 1
dan
pada alat penerima akan menterjemahkan urutan bit sebagai berikut:
0 0 1 0 1 0 1 0 0 1,
Maka
BER pada kasus ini terdapat 3 kesalahan penafsiran bit kemudian sebagai nilai
BER yang dihasilkan adalah nilai kesalahan ini dibagi dengan sejumlah bit yang
dikirim yaitu 10 bit, sehingga didapatkan 0.3 atau 30 %.
1. throughput berupa
line rate dan data rate
2. PDV ( packet delay Variation)/ jitter
3, BER ( bit error rate)
4. CRC
5. IP checksum
6. frame loss
1.3.3
Cara Penggunaan
1.
Colokkan
kabel power dan kabel monitoring pada tempat (slotnya) masing-masing
2.
Aktifkan
BER Test dengan menekan Power ON
3.
Sambil
menunggu BER tester siap, lakukan pengecekkan pada DDF tentang letak transmisi
kabel kanal pelanggan yang mengalami gangguan.
4.
Setelah
mengetahui letak point terminasi, maka tentukan point output TX dan RX-nya.
5.
Tekan
start/stop pada BER test, sambungkan penjepit merah pada output TX dan penjepit
kuning pada output RX.
6.
BER
test akan menampilkan pada display nilai BER dari kanal yang telah diukur tadi,
dan juga akan menampilkan gangguan-gangguan dan keadaan kanal tadi lewat
LED-LED indikator yang terdapat dibawah display.
7.
Setelah
pengukuran selesai, lakukan penyelesaian akhir kemudian matikan BER test dengan
menekan tombol Star/Stop.
1.4
Drive Test
Drive test adalah proses
mengumpulkan data parameter di sisi MS (Handphone) dengan seperangkat alat dan
dijalankan mengelilingi area yang akan diukur. Biasanya dengan mengendarai
mobil dan mengukur jalan-jalan atau area yang mempunyai jalan yang dapat dilalu
oleh mobil. Oleh karenanya di namakan Drive Test. Adapun produsen perangkat
Drive Test saat ini cukup banyak, yang populer diantaranya: Nemo (Nokia),
Agilent, TEMS (Sony Ericsson), Xxcall, dll.
1.4.1
Gambar
1.4.2
Fungsi
1.
Untuk mengetahui Coverage sebenarnya di lapangan,apakah
sudah sesuai dengan prediksi Coverage pada saat Planning.
2.
Untukmengetahui
parameter jaringan di lapangan,apakahsudahsesuaidengan parameter Planning
danOptimasi
3.
UntukmengetahuiPerformansijaringansetelah
di lakukanperubahansepertipenambahanataupengurangan TRX
4.
UntukmengetahuiadanyaInterferensidarisel-seltetangga
5.
Untukmencariadanya
Poor Coverage ataudaerah yang memilikidayaterima signal yang rendah
6.
Untukmencari
RF issue yang berkaitanadanya Drop Call atau Block Call
7.
UntukmengetahuiPerformansijaringan
operator lain atau Benchmarking
1.4.3
Prinsi Kerja
1.
Drive
test memungkinkan operator untuk melakukan optimisasi yang terus menerus.
Umumnya, drive test dilakukan dengan menghubungkan MS (handphone) ke PC/laptop.
Pelanggan seluler biasanya melihat kinerja layanan jaringan berdasarkan cakupan
jaringan dan kualitas panggilan.
2.
Sistem
drive test melakukan pengukuran, menyimpan data di komputer, dan
menampilkan data menurut waktu dan tempat. Beberapa tipe sistem drive test yang
tersedia adalah, drive test berbasis MS, berbasis receiver yang
mampu mengukur semua sinyal pilot yang ada, dan kombinasi keduanya, dan
perangkat berbasis MS merupakan konfigurasi minimum yang dibutuhkan dalam
melakukan drive test.
3.
Pengukuran
umum seperti panggilan gagal ataupun terputus dilakukan untuk mengetahui sejauh
mana performa jaringan dari sudut pandang pelanggan. menunjukkan sistem drive
test berbasis MS termasuk dengan receiver GPS untuk menentukan
lokasi akurat suat peristiwa yang dialami MS.
1.4.4
Cara penggunaan
1.
Single
Site Verification (SSV), merupakan drive test untukmemverifikasisetiap site
bagusatautidak.
2.
Cluster, merupakan drive test yang mengukur jaringan
setiap cluster atau daerah yang terdiri dari beberapa site namun hanya untuk
satu operator jaringan.
3.
Benchmark,
merupakan drive test yang membandingkanbeberapa operator dalamsatu cluster
ataudaerah.
4.
Optimasi,
merupakanbagiananalisagangguanataukurangnya service quality pada site yang
sudahjadi
BAB II
Earth Tester
2.1 Pengenalan
Pentanahan
umumnya digunakan untuk menghindarkan peralatan-peralatan seperti kawat daya,
kawat komunikasi mesin-mesin listrik, lighting arrester , tower bangunan-bangunan
tinggi, terhadap kerusakan – kerusakan maupun bahaya – bahaya yang mungkin
timbul disebabkan kesalahan – kesalahan ( fault ) dan juga sebagai perawatan
pada operasi normal. Tahanan pentanahan harus diusahakan sekecil mungkin,
dimana dalam hal ini kita harus mengetahui tahanan tanah ( earth resistance ).
Earth Tester merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengukur
tahanan tanah, yang mempunyai skala logaritma dan pengukuran yang mudah dan
sempurna. Earth Tester ini terdiri dari suatu transistor pengukur sumber daya
dan sistem galvanometer AC.
2.2 Gambar
2.3 Fungsi
Alat
ukur earth tester digunakan untuk mengukur pentanahan dalam sistem pengaman
dalam instalasi listrik. Besarnya tahanan tanah sangat penting untuk diketahui
sebelum dilakukan pertanahan dalam sistem pengamanan dalam instalasi listrik.
Untuk mengetahui besar tahanan tanah pada suatu area digunakan alat ukur dengan
penampil analog. Hasil pengukuran secara analog sering terjadi kesalahan dalam
pembacaan hasil pengukurannya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka
dirancanglah suatu alat ukur tahanan tanah digital yang memiliki kemudahan
dalam pembacaan nilai tahanan yang diukur
2.4
Prinsip
Kerja
Perancangan alat ukur tahanan tanah digital ini
menggunakan tiga batang elektroda yang ditanahkan yaitu elektroda E (Earth),
elektroda P (Potensial) dan elektroda C (Curren). Tujuan penggunaan tiga batang
elektroda tersebut adalah untuk mengetahui sejauh mana tahanan dapat
mengalirkan arus listrik. Alat ukur tahanan tanah ini terdiri dari beberapa
blok diagram rangkaian, antara lain rangkaian osilator,rangkaian tegangan
input, rangkaian arus input, mikrokontroler dan rangkaian penampil. Sebelum
hasil pengukuran di tampilkan ke LCD, data diolah dirangkaian mikrokontroler.
Keuntungan dengan manggunakan mikrokontuler ini yaitu keluaran dari rangkaian
input ini debelum masuk ke LCD bisa diatur. Sehingga, perancangan alat ukur
tahanan tanah digital ini dapat mengukur tahanan tanah dengan teliti dan
akurat.
2.5
Cara
Penggunaan
1.
Pada
switch pilih mode Ω.
2.
Tekan
push button.
3.
Lihat
penunjuk voltase tanah apabila jarum bergerak dengan cepat sampai mentok ke ujung volt meter, check
kembali instalasi kabel.
4.
Adjust
ohm meter sampai nilai voltase pada galvanometer “0 volt”.
5.
Lakukan
instalasi earth tester seperti tampak jarak L adalah sebesar 5 meter.
6.
Baca
nilai resistansi yang terbaca pada alat tersebut. Itulah nilai resistansi
tanah.
BAB III
Penutup
ADSL
(Asymmetric Digital Subscriber Line) adalah salah satu jenis teknologi DSL
dimana pembagian bandwidth data untuk transmisi downstream lebih besar daripada
upstream. Teknologi ADSL ini memungkinkan pelanggan dapat melakukan akses data
dan melakukan panggilan telepon analog biasa
secara bersamaan karena teknologi ini memisahkan frekuensi suara dan
frekuensi data. ADSL tahap awal mampu mentransmisikan sampai 8 Mbps kepada
subscriber (downlink) dan kurang lebih 640 kbps untuk transmisi arah yang
berlawanan (uplink). Penambahan kecepatan ini 50 kali dari kapasitas akses lama
(akses internet dial- up). Perbedaan kecepatan yang mencolok ini disebabkan
perbedaan penggunaan frekuensi untuk mengirim sinyal data. Laju data pada ADSL dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya adalah panjang kabel, diameter kabel, level bising pada
kabel, adanya bridge tap, dan interferensi cross- couple. Dari faktor-faktor
yang telah disebutkan tampak bahwa laju data ADSL sangat bergantung pada media
transmisinya, yaitu kabel. Dari sisi kabel sendiri terdapat suatu faktor
pelemahan yang sebanding dengan panjang kabel dan frekuensi, tetapi berbanding
terbalik terhadap diameter kabel.
Fungsi
Untuk menyalurkan data
lewat jaringan telepon biasa.
1.
Mengubah
sinyal digital menjadi sinyal suara dan juga sebaliknya.
2.
Memungkinkan
penggunaan bandwith yang optimum, karena bias dimanfaatkan untuk lebih dari
satu sambungan secara efisien dan ekonomis.
2.1.1 Prinsip Kerja
Mekanisme
kerja sistem ADSL dapat dilihat dalam Gambar 3
Gambar 3
Mekanisme
kerja ADSL menurut Gambar dapat dijelaskan sebagai berikut : informasi dari
internet dapat diakses setelah melalui router/ATM switch diteruskan ke DSLAM.
Di dalam DSLAM sendiri terdapat dua saluran yaitu suara dan data, sehingga
perlu adanya sistem manajemen jaringan untuk mengaturnya. Dari DSLAM informasi diteruskan ke sisi pelanggan
masuk ke splitter. Di dalam splitter input DSLAM dipisah menjadi dua yaitu
berupa voice dan data. Untuk suara
langsung menuju saluran telepon sedangkan data menuju modem ADSL/ATU-R sehingga
tidak terjadi interferensi antara sinyal suara dan data. Modem ADSL siap
digunakan untuk koneksi internet, tetapi jika ingin di- share maka perlu adanya
hub/switch untuk membagi koneksi dengan yang lain.
2.1.2 Cara Penggunaan
Adapun
cara-cara penggunaan ADSL di Indonesia, pertama-tama kita terlebih dahulu harus
memiliki perangkat ADSL. Seteleh memiliki perangkat ADSL, kita harus memeriksa
keberadaan nomor telepon rumah kita di layanan Telkom Speedy, apakah sudah
terdaftar atau belum. Selanjutnya yang harus diperhatikan adalah, seberapa jauh
jarak antara gardu Telkom dengan rumah kita. Karena dalam ADSL, jarak sangat
berpengaruh pada kecepatan koneksi Internet. Setelah memastikan bahwa nomor
telepon sudah terdaftar dan jarak sudah diperhitungkan, yang harus kita lakukan
selanjutnya adalah pemasangan ADSL pada sambungan telepon. Untuk menyambungkan
antara ADSL dengan line telepon, kita menggunakan sebuah alat yang
disebut sebagai splitter atau pembagi line. Splitter ini berguna untuk menghilangkan
gangguan ketika kita menggunakan modem ADSL. Sehingga nantinya kita tetap dapat
menggunakan Internet dan menjawab telepon secara bersamaan.
1.1. SENSOR
1.1.1.Pengertian Sensor :
Sensor
adalah jenis tranduser yang digunakan untuk mengubah besaran mekanis, magnetis,
panas, sinar, dan kimia menjadi tahanan, tegangan dan arus listrik. Sensor
sering digunakan untuk pendeteksian pada saat melakukan pengukuran atau
pengendalian.
1.1.2.Jenis-jenis
Sensor yang biasanya terdapat pada rangkaian elektronika
a.Sensor Cahaya
Fotovoltaic
Fotovoltaic atau sel solar Adalah alat sensor sinar yang mengubah energi
sinar langsung menjadi energi listrik. Sel solar silikon yang modern pada
dasarnya adalah sambungan PN dengan lapisan P yang transparan. Jika ada cahaya pada
lapisan transparan P akan menyebabkan gerakan elektron antara bagian P dan N,
jadi menghasilkan tegangan DC yang kecil sekitar 0,5 volt per sel pada sinar
matahari penuh. Sel fotovoltaic adalah jenis tranduser sinar/cahaya seperti
pada gambar 1.
Gambar 1. Cahaya pada sel fotovoltaik
menghasilkan tegangan
Fotokonduktif
Energi yang jatuh pada sel fotokonduktif akan
menyebabkan perubahan tahanan sel. Apabila permukaan alat ini gelap maka
tahanan alat menjadi tinggi. Ketika menyala dengan terang tahanan turun
pada tingkat harga yang rendah. Seperti terlihat pada gambar 2.
(a)
(b)
Gambar 2.(a) Sel Fotokonduktif ; gambar2.
(b) Cahaya pada sel fotokonduktif mengubah harga resistansi
b.Sensor Suhu
Ada 4 jenis utama sensor suhu yang
biasa digunakan :
a) Thermocouple
Thermocouple pada pokoknya terdiri dari sepasang
penghantar yang berbeda disambung las dilebur bersama satu sisi membentuk “hot”
atau sambungan pengukuran yang ada ujung-ujung bebasnya untuk hubungan dengan sambungan
referensi. Perbedaan suhu antara sambungan pengukuranmdengan sambungan
referensi harus muncul untuk alat ini sehingga berfungsi sebagai thermocouple.
Gambar 3.
(a)Thermocouple Gambar 3. (b)Simbol
Thermocouple
b) Detektor Suhu Tahanan
Konsep utama dari yang mendasari pengukuran suhu
dengan detektor suhu tahanan (resistant temperature detector = RTD) adalah
tahanan listrik dari logam yang bervariasi sebanding dengan suhu. Kesebandingan
variasi ini adalah presisi dan dapat diulang lagi sehingga
memungkinkan pengukuran suhu yang konsisten melalui
pendeteksian tahanan. Bahan yang sering digunakan RTD adalah platina
karena kelinearan, stabilitas dan reproduksibilitas.
(a)
(b)
Gambar 4. (a) Detektor suhu tahanan Gambar 4.(b) Simbol RTD
c) Thermistor
Thermistor adalah resistor yang peka terhadap panas
yang biasanya mempunyai koefisien suhu negatif. Karena suhu meningkat, tahanan
menurun dan sebaliknya. Thermistor sangat peka (perubahan tahanan sebesar 5 % per
³C) oleh karena itu mampu mendeteksi perubahan kecil di dalam suhu.
Gambar 5. Thermistor
d) Sensor Suhu
Rangkaian Terpadu (IC)
Sensor suhu dengan IC ini menggunakan chip silikon
untuk elemen yang merasakan (sensor). Memiliki konfigurasi output tegangan dan
arus. Meskipun terbatas dalam rentang suhu (dibawah 200 ³C), tetapi
menghasilkan output yang sangat linear di atas rentang kerja.
C.Sensor Tanan
Prinsip kerja dari sensor tekanan ini adalah mengubah
tegangan mekanis menjadi sinyal listrik. kurang ketegangan didasarkan pada
prinsip bahwa tahanan pengantar berubah dengan panjang dan luas penampang.Daya
yang diberikan pada kawat menyebabkan kawat bengkok sehingga menyebabkan
ukuran kawat berubah dan mengubah tahanannya, seperti terlihat pada gambar 7. Aplikasi
umum-pengukuran tekanan balo
1.2. Tranduser
1.2.1Pengertian
Tranduser
Transduser berasal dari kata
“traducere” dalam bahasa Latin yang berarti mengubah. Sehingga transduser dapat
didefinisikan sebagai suatu peranti yang dapat mengubah suatu energi ke bentuk
energi yang lain. Bagian masukan dari transduser disebut “sensor ”, karena
bagian ini dapat mengindera suatu kuantitas fisik tertentu dan mengubahnya
menjadi bentuk energi yang lain.
Dari sisi pola aktivasinya,
transduser dapat dibagi menjadi dua,yaitu:
a. Transduser pasif
yaitu transduser yang dapat bekerja bila mendapat energi tambahan dari
luar, contohnya : Thermistor, untuk mengubah energi panas menjadi energi
listrik yaitu tegangan listrik, maka thermistor harus dialiri arus listrik
b. Transduser aktif
yaitu transduser yang bekerja tanpa tambahan energi dari luar, tetapi
menggunakan energi yang akan diubah itu sendiri, contohnya : Termokopel ,
ketika menerima panas, termokopel langsung menghasilkan tegangan listrik tanpa
membutuhkan energi dari luar.
1.2.2.Jenis-jenis
Tranduser
a. Transducer temperatur
Terdapat dua kategori transducer temperatur
semikonduktor, yaitu transducer yang menghasilkan tegangan tertentu sesuai
dengan perubahan suhu dan transducer yang menghasilkan arus tertentu. sesuai
dengan perubahan suhu.
B. Transducer Gaya, Beban,
dan Torsi
Strain gage adalah salah satu transducer yang banyak dipakai untuk
mendeteksi dan mengukur gaya, beban, torsi, dan tegangan. Prinsip kerjanya
adalah mengubah gaya mekanik menjadi besaran resistansi yang sebanding.
Piranti
ini dibuat dari kawat tahanan tipis berdiameter sekitar 1 mm. Kawat tahanan
yang biasa digunakan adalah campuran dari bahan “konstantan” (60% Cu dan 40%
Ni) atau logam campuran “479″ terdiri dari 92% Pt dan 8% Wo.
Kawat tahanan
ini dilekatkan pada papan penyangga membentuk strain gage dengan kawat
berliku-liku atau bengkok-bengkok yang dikenal dengan bonded strain gage.
Bentuk
kawat yang berliku-liku dimaksudkan untuk memudahkan pendeteksian terhadap gaya
tekanan yang tegak lurus dengan arah panjang lipatan, karena, tekanan akan
menarik kabel sehingga meregang. Hal ini menyebabkan perubahan resistansi pada
kawat.
Selain
bonded strain gage juga terdapat tipe yang lain yaitu unhonded strain gage,
yaitu strain gage yang dibentuk oleh kawat yang dilekatkan pada sebuah rangka
terpola agar terbentuk strain gage dengan kawat tahanan yang terpasang lurus
dan simetris. Jika papan atau rangka mendapat tekanan dari luar, maka
resistansinya akan bertambah sebesar DR dan panjangnya berubah sebesar DL.
Karakteristik
sebuah strain gage ditentukan oleh sensitivitas (S) atau gage factor (GF).
Sensitivitas didefinisikan sebagai perbandingan antara perubahan nilai tahanan
dan perubahan panjang
C. Transducer Perubahan
Posisi
Jenis transducer yang banyak digunakan untuk mendeteksi perubahaan
posisi adalah Linear Paralel Differential Transformer (LVDT). Transducer ini
bekerja berdasarkan prinsip kerja transformator.
D. Transducer Tekanan
Transducer
tekanan digunakan untuk mengukur dan mengendalikan tekanan, seperti tekanan
cairan atau gas. Untuk mengubah tekanan menjadi perubahan posisi diperlukan
sebuah kantong atau diapragma
Perubahan
tekanan pada kantung menyebabkan perubahan posisi inti kumparan sehingga
mengakibatkan perubahan induksi magnetik pada kumparan. Kumparan yang digunakan
adalah kumparan CT (Center Tap), dengan demikian apabila inti mengalami
pergeseran maka induktansi pada salah satu kumparan bertambah sementara
induktansi pada kumparan yang lain berkurang. Signal Converter mengubah
induktansi magnetik yang timbul pada kumparan menjadi tegangan yang sebanding.
E. Transducer Kapasitif
Kapasitas sebuah kapasitor dapat ditentukan oleh
perubahan jarak antara konduktor, tipe dielektrik atau luas penampang
konduktor. Sebuah transducer kapasitif adalah variabel kapasitor yang
kapasitansinya berubah karena kondisi fisik misalnya tinggi cairan, jenis
cairan kimia, tekanan, dan ketebalan atau vibrasi.
F. Transducer Kelembaban
Lembap berarti kondisi yang terdiri dari udara dan uap air. Tingkat
kelembapan ditentukan oleh perbandingan antara persentase uap air di udara.
G. Transducer Elektromagnet
Piranti sensor Hall Effect (Efek Hall) menghasilkan tegangan keluaran
yang ditimbulkan karena medan magnet. Sensor Hall Effect pertama kali ditemukan
pada th. 1879 oleh Edward H. Hall. Prinsip kerja sensor Hall Effect adalah
sebagai berikut. Bila sebuah magnet diletakkan tegak lurus terhadap sepasang
keping konduktor, maka tegangan akan muncul pada sisi yang berlawanan dengan
konduktor. Tegangan yang muncul ini disebut tegangan Hall. Besar tegangan Hall
sebanding dengan arus dan kuat medan magnet. Dengan dernikian Efek Hall dapat
digunakan untuk mengukur kuat medan magnet.
1.3.Konverter
1.3.1 .Pengertian Konverter
Converter adalah
suatu alat untuk mengkonversikan daya listrik dari satu bentuk ke bentuk daya
listrik lainnya.
1.3.2.Jenis-jenis Konverter
Converter terbagi menjadi 5
jenis:
·
Konverter AC – DC (Rectifier)
·
Konverter AC – AC (Cycloconverter)
·
Converter DC – DC (DC Chopper)
·
Konverter DC – AC (Inverter)
Penyearah: rangkaian penyearah
diode mengubah tegangan ac ke tegangan dc tetap. Tegangan masukan ke penyearah
dapat bersifat satu fasa ataupun tiga fasa
Prinsip kerja dari konversi AC ke
DC
Nilai
rata – rata dari tegangan output dapat dikendalikan dengan mengubah – ubah
conduction time dari thyristor satu sudut firing delay, α. Inputnya dapat
berupa sumber satu atau tiga fasa. Converter – converter ini juga dikenal
sebagai penyearah control.
Prinsip kerja dari konversi AC ke
AC
Converter
ini digunakan untuk memperoleh tegangan keluaran ac variable dari sumber
ac tetap dan converter satu fasa dengan suatu TRIAC. Tegangan keluaran
dikendalikan dengan mengubah – ubah conduction time dari TRIAC atau sudut delay
penyalaan, α. Tipe converter ini dikenal juga sebagai controller tegangan
ac.
Prinsip kerja dari konversi DC ke
DC
Converter
dc – dc juga dikenal sebagai dc chopper atau pensaklaran regulator dan suatu
rangkaian transistor chopper. Tegangan keluaran rata – rata dikendalikan
dengan mengubah – ubah conduction time t dan transistor Q1. Jika T adalah
periode chopping, maka t1 = δT. δ dikenal sebagai sebagai duty cycle dari
chopper-nya.
Prinsip kerja dari konvesi DC ke
AC
Converter
dc – ac dikenal juga sebagai inverter. Jika transistor M1 dan
M2 tersambung pada setengah periode, dan M3 dan M4 tersambung
pada setengah periode lainnya, keluaran akan berbentuk tegangan ac. Tegangan
keluaran dapat dikendalikan dengan mengubah – ubah conduction time dari
transistor.
1.4.AKTUATOR
1.4.1.Pengertian
Setiap
alat yang mengubah sinyal listrik menjadi gerakan mekanis biasa di katakan
sebagai aktuator. Biasa digunakan sebagai proses lanjutan dari keluaran suatu
proses olah data yang dihasilkan oleh suatu sensor atau kontroler.
Aktuator terdiri dari
: