Pertanian Bawang Merah No Pestisida
Kehadiran alat
pembasmi hama modern semakin membuat petani lega. Kali ini alat perangkap hama
kaper bawang merah bertenaga matahari buatan anak negeri diuji coba di Nganjuk,
Jawa Timur.
Bawang merah
merupakan salah satu komoditas utama pertanian di kabupaten Nganjuk. Tak heran
banyak dijumpai persawahan bawang merah di kabupaten Nganjuk. Seiring
berkembangnya waktu, dituntut adanya teknologi modern yang mampu memberi solusi
masalah pertanian yang efektif, aman, murah dan ramah lingkungan. Seperti yang
kita tahu bahwa pertanian bawang merah akrab dengan pestisida yang sebenarnya
merupakan racun bagi kesehatan. Pestisida yang disemprotkan pada tanaman akan
masuk secara difusi melalui pori-pori tanaman atau diserap melalui akar.
Zat-zat berbahaya yang diserap ini akhirnya terakumulasi dan ditimbun pada
bawag merah yang selanjutnya dapat masuk ke tubuh manusia lewat proses
pencernaan.
“Saat ini bawang
merah Nganjuk belum bisa masuk ke pasar dunia, jadi pemasaran bawang merah
Nganjuk hanya untuk pasar lokal. Ini karena bawang merah Nganjuk belum lolos
uji kadar zat residu pestisida yang masih tinggi,” kata Muhadi, Ketua Kelompok
Tani di dukuh Bringin, Nganjuk yang ditemui penulis di kediamannya, Nganjuk.
Menanggapi hal tersebut
salah satu tim PKM-Penerapan Teknologi yang diketuai oleh Mohamad Adi Irawan,
mahasiswa semester 4 Teknik Kelistrikan Kapal Politeknik Perkapalan Negeri
Surabaya (PPNS) membuat alat Yellow Lighting Insect Trap yang merupakan alat
pembasmi hama kaper dengan energi matahari yang hemat energi dan nilai
pencemaran alat ini sama dengan nol. Alat ini dilengkapi juga dengan pengaman
dari sentuh listrik dan hubung singkat. Diharapkan alat ini mampu menjadi
pilihan lain bagi petani bawang merah dalam membasmi hama ulat dan meninggalkan
pestisida yang berbahaya.
“Saya berharap
penelitian tim ini mendapatkan hasil yang maksimal, sehingga dapat berguna bagi
para petani bawang merah. Harapannya kedepan jika alat ini berhasil semoga ada
kerja sama dengan dinas pertanian sehingga alat ini dapat diproduksi masal
dengan harga yang dapat dijangkau petani,” imbuh Muhadi.
Saat ini permintaan
akan bahan pangan organik semakin meluas. Diawali dari Eropa kini Australia an
Asia juga sedang melirik pertanian organik. Sebagai negara agraris hal ini
merupakan pangsa pasar yang cukup menjanjikan jika dikelola dengan baik. Untuk
pembangunan pertanian diperlukan kerja sinergis antara petani dan dinas-dinas
yang terkait. (dps)