POWER SUPPLY
POWER SUPPLY
Power Supply adalah bagian pencatu daya bagi rangkaian elektronika. Fungsi utama
rangkaian power supply adalah mengubah tegangan AC jala-jala listrik menjadi
tegangan DC yang dibutuhkan. Saat ini dikenal dua sistem power supply, yaitu:
1. Sistem konvensional dengan trafo step down 50Hz dan rangkaian penyearah dioda dan elco.
2. Sistem switching yang dikenal dengan SMPS (Switching Mode Power Supply)
Power Supply Konvensional
Pada power supply konvensional, tegangan AC ini lebih dahulu diturunkan
melalui sebuah transformator step down lalu keluaran trafo disearahkan dengan
dioda dan diratakan dengan kapasitor elektrolit (elco).
AC
input PLN 220V
|
PENYEARAH
|
PENURUN
TEGANGAN
|
PENSTABIL
TEGANGAN
|
FILTER
|
DC
OUPUT
|
Gambar Rangkaian Power Supply
Sumber PLN 220v
Bentuk
Gelombangnya
Pada saat input dari PLN 220v maka
membentuk gelombang seperti gambar diatas. Dari gambar di atas dapat dicari tegangan
puncak dan frekuensi dari gelombang tersebut.
Untuk menghitung tegangan puncak
menggunakan
Vp=
jumlah kotak vertikal X skala
Vp=
13 X 20 = 260 volt
Untuk menghitung frekuensinya
T=
jumlah kotak horizontal X skala
F=
1/t
T=6
X 20
F=
1/20
Transformator
Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Tegangan masukan bolak-balik yang membentangi
primer menimbulkan fluks
magnet yang idealnya semua bersambung dengan lilitan
sekunder. Fluks bolak-balik ini menginduksikan GGL dalam lilitan sekunder. Jika efisiensi sempurna,
semua daya pada lilitan primer akan dilimpahkan ke lilitan sekunder.
Dari input PLN 220v masuk ke
transformator di sini terdapat penurun tegangan sehingga output dari
transformator menjadi 20v. Gelombang output pada trafo juga mengalami perubahan
sehingga;
Untuk menghitung tegangan puncak
menggunakan
Vp=
jumlah kotak vertikal X skala
Vp=6 X 5 = 30 v
Untuk menghitung frekuensinya
T=
jumlah kotak horizontal X skala
F=
1/t
T=
6 X 5=30
F=
1/30
Penyearah gelombang penuh dengan
jembatan dioda (dioda bridge)
Pada dioda bridge, hanya ada 2 dioda saja yang menghantarkan
arus untuk setiap siklus tegangan
sedangkan 2 dioda lainnya bersifat sebagai isolator pada saat
siklus yang sama. Untuk memahami cara kerja dioda bridge,
perhatikanlah gambar berikut.
Saat siklus positif, arus mengalir melalui dioda D2 menuju beban dan kembali melalui dioda D3. Pada saat yang bersamaan pula, dioda D1 dan D4 mengalami panjar balik (reverse bias) sehingga tidak ada arus yg mengalir atau kedua dioda tersebut bersifat sebagai isolator. Sedangkan pada saat siklus negatif, arus mengalir melalui dioda D1 menuju beban dan kembali melalui dioda D4. Karena dioda D2 dan D3 mengalami panjar balik (reverse bias) maka arus tidak dapat mengalir pada kedua dioda ini. Kedua hal ini terjadi berulang secara terus menerus hingga didapatkan tegangan beban yang berbentuk gelombang penuh yang sudah disearahkan (tegangan DC). Untuk Jembatan dioda (dioda bridge) ini tersedia dalam bentuk 1 komponen saja dipasaran. Jika ingin membuat merancang sendiri bisa dibuat dengan menggunakan 4 dioda yang sama karakteristiknya. Yang harus diperhatikan adalah kapasitas arus yang dilewatkan oleh dioda harus lebih besar dari besar arus yang dilewatkan pada rangkaian.
Saat siklus positif, arus mengalir melalui dioda D2 menuju beban dan kembali melalui dioda D3. Pada saat yang bersamaan pula, dioda D1 dan D4 mengalami panjar balik (reverse bias) sehingga tidak ada arus yg mengalir atau kedua dioda tersebut bersifat sebagai isolator. Sedangkan pada saat siklus negatif, arus mengalir melalui dioda D1 menuju beban dan kembali melalui dioda D4. Karena dioda D2 dan D3 mengalami panjar balik (reverse bias) maka arus tidak dapat mengalir pada kedua dioda ini. Kedua hal ini terjadi berulang secara terus menerus hingga didapatkan tegangan beban yang berbentuk gelombang penuh yang sudah disearahkan (tegangan DC). Untuk Jembatan dioda (dioda bridge) ini tersedia dalam bentuk 1 komponen saja dipasaran. Jika ingin membuat merancang sendiri bisa dibuat dengan menggunakan 4 dioda yang sama karakteristiknya. Yang harus diperhatikan adalah kapasitas arus yang dilewatkan oleh dioda harus lebih besar dari besar arus yang dilewatkan pada rangkaian.
Pada saat output dari trafo masuk kedalam diode bridge
disinilah terjadi perubahan dari arus AC ke DC yang membuat gelombang sinus
dari PLN lebih rata seperti pada gambar sehingga diperoleh;
Untuk menghitung tegangan puncak
menggunakan
Vp=
jumlah kotak vertikal X skala
Vp=
2 X 5= 10
Untuk menghitung frekuensinya
T=
jumlah kotak horizontal X skala
F=
1/t
T=1 X 5= 5
F= 1/5
FILTER
Filter dalam rangkaian penyearah
digunakan untuk memperkecil tegangan ripple, sehingga dapat diperoleh tegangan
keluaran yang lebih rata, baik untuk penyearah gelombang setengah maupun
gelombang penuh. Filter diperlukan karena rangkaian – rangkaian elektronik
memerlukan sumber tegangan DC yang tetap, baik untuk keperluan sumber daya dan
pembiasan yang sesuai operasi rangkaian. Rangkaian filter dapat dibentuk dari
kapasitor (C), induktor (L) atau keduanya.
Filter
Kapasitor Selama seperempat perioda
positif yang pertama dari tegangan sekunder, Dioda D1 menghantar. Karena dioda
menghubungkan sumber VS1 secara langsung dengan kapasitor, maka kapasitor akan
dimuati sampai tegangan maksimum VM. Setelah
mencapai harga maksimum, dioda berhenti menghantar (mati), hal ini terjadi
karena kapasitor mempunyai tegangan sebesar VM, yang artinya sama dengan
tegangan sumber dan bagi dioda artinya tidak ada beda potensial. Akibatnya
dioda seperti saklar terbuka, atau dioda dibias mundur (reverse). Dengan tidak
menghantarnya dioda, kapasitor mulai mengosongkan diri melalui resistansi beban
RL, sampai tegangan sumber mencapai harga yang lebih besar dari tegangan
kapasitor. Pada saat dimana tegangan sumber lebih besar dari tegangan
kapasitor, dioda kembali
menghantar dan mengisi kapasitor. Untuk arus beban yang rendah tegangan keluaran
akan hampir tetap sama dengan VM. Tetapi bila arus beban tinggi pengosongan
akan lebih cepat yang mengakibatkan ripple yang lebih besar dan tegangan
keluaran DC yang lebih kecil.
Tegangan Ripple Seperti terlihat pada gambar
kapasitor mengisi (charges) dengan cepat pada awal siklus sinyal dan membuang
(discharges) dengan lambat setelah melewati puncak positif (ketika dioda dibias
mundur). Variasi pada tegangan keluaran untuk dua kondisi, mengisi dan membuang,
disebut dengan tegangan ripple (ripple voltage). Semakin kecil ripple, semakin
baik penfilteran seperti terlihat pada gambar memperlihatkan penyearah
gelombang penuh lebih mudah melakukan penfilteran. Ketika di filter, penyearah
gelombang penuh mempunyai tegangan ripple lebih kecil disbanding gelombang
setengah untuk resistansi beban dan nilai kapasitor yang sama. Hal ini
disebabkan kapasitor membuang lebih cepat dan interval waktu yang lebih pendek.
Sehingga
diperoleh;
Untuk menghitung tegangan puncak
menggunakan
Vp=
jumlah kotak vertikal X skala
Vp=
2 X 20= 40mV
Untuk menghitung frekuensinya
T=
jumlah kotak horizontal X skala
F=
1/t
T=1 X 5= 5
F= 1/5
PENSTABIL dengan IC
Regulator 78xx
Regulator
tegangan sederhana-nya adalah suatu rangkaian elektronika yang berfungsi untuk
mengatur agar tegangan keluaran-nya tetap berada pada posisi yang ditentukan
walau tegangan masukkan-nya berubah-ubah. Rangkaian regulator tegangan ini
kemudian dikemas dalam bentuk sirkuit terintegrasi (IC).
Ouput dari Ic
regulator gelombangnya sudah rata membentuk gelombang DC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar