Selasa, 31 Maret 2015

ragam bahasa ilmiah

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Dalam berbagai kegiatan termasuk kegiatan ilmiah, manusia menggunakan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Secara umum sudah diketahui bahwa bahasa  merupakan alat untuk berkomunikasi, alat mengidentifikasikan diri, ataupun alat untuk berinteraksi dengan masyarakat. Di samping itu, bahasa juga digunakan sebagai alat bernalar. Hai ini berlaku juga untuk bahasa Indonesia.
Penguasaan bahasa Indonesia secara bauk dan benar belum dimiliki oleh seluruh pengguna bahasa Indonesia. Begitupula halnya dengan mahasiswa, belum menguasai penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Padahal mahasiswa dituntut untuk mampu membuat karangan ilmiah. Sebuah karangan dikatakan ilmiah apabila menggunakan bahasa Indonesia yang baku dan sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia.
Jika kita memiliki gagasan, gagasan itu dapat diungkapkan dalam satuan-satuan bahasa seperti kata, kalimat, dan paragraf. Karya ilmiah merupakan serangkaian gagasan seseeorang atau lebih yang dituangkan dalam satuan-satuan bahasa tersebut. Apabila satuan bahasa yang digunakan tidak tepat penggunaanya maka akan berpengaruh pada kejelasan gagasan yang hendak disamapaikan melalui tulisan, kesalah pahaman, ataupun kesalahan dalam penafsiran. Pada kenyataannya, dalam karangan ilmiah serin dijumpai kesalahan dan ketidaktepatanan penggunaan satuan bahasa, dalam hal ini penggunaan satuan bahasa Indonesia baku. Kesalahan yang sering kita jumpai antara lain dari segi ejaan, diksi, pemakaian kalimat, ataupun paragraph.


Berdasarkan hal ini lah kami menyusun makalah tentang penggunaan bahasa Indonesia ragam ilmiah dalam kegiatan menulis.

B.     Rumusan Masalah
a.       Apakah pengertian bahasa Indonesia ragam ilmiah?
b.      Apakah ciri dan karakteristik bahasa Indonesia ragam ilmiah?

C.     Tujuan
a.         Untuk mengetahui tentang definisi bahasa Indonesia ragam ilmiah
b.         Untuk mengetahui ciri dan karakteristik bahasa Indonesia ragam ilmiah

D.    Manfaat
1.         Teoritis
Sebagai tambahan wawasan tentang bahasa Indonesia ragam ilmiah serta memahami ciri dan karakteristiknya sehingga dapat diterapkan dalam penggunaanya.
2.         Praktis
a.         Bagi pelajar
Sebagai sarana atau sumber belajar untuk lebih paham tentang ragam bahasa ilmiah


b.        Bagi pengajar
Sebagai salah satu rujukan pemberian informasi kepada peserta didik tentang pemahaman ragam ilmiah.

















BAB II
PENGERTIAN BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH

A.                Pengertian dan Karakteristik Bahasa Indonesia Ragam ilmiah
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan untuk tujuan tertentu dan konteks ini akan menentukan ragam bahasa Indonesia yang harus digunakan. Oleh karena itu mahasiswa didasarkan bahwa dalam dunia akademi/ilmiah, ragam bahasa Indonesia yang digunakan adalah ragam ilmiah, yang memliki cirri khas : cendekia, lugas dan jelas, menghindari kalimat fragmentasi, bertolak dari gagasan, formal dan objektif, ringkas dann padat, dan konsisten.
Bahasa Indonesia ilmiah merupakan bahasa yang digunakan dalam menulis karya ilmiah. Mengapa misalkan bahasa Indonesia ini ddigunakan dalam karya ilmiah. Hal itu dikarenakan bahwa :
Karya ilmiah memiliki tujuan dan khalayak sasaran yang jelas. Meskipun demikian, dalam karya ilmiah, aspek komunikasi tetap memegang peranan utama. Oleh karenanya, berbagai kemungkinan untuk penyampaian yang komunikatif tetap harus dipikirkan. Penulisan karya ilmiah bukan hanya untuk mengekspresikan pikiran tetapi untuk menyampaikan hasil penelitian. Kita harus dapat meyakinkan pembaca akan kebenaran hasil yang kita temukan di lapangan. Dapat pula, kita menumbangkan sebuah teori berdasarkan hasil penelitian kita. Jadi, sebuah karya ilmiah tetap harus dapat secara jelas menyampaikan pesan kepada pembacanya.
Noerzisri A mengatakan dengan jelas bahwa karakteristik bahasa Indonesia ragam ilmiah adalah sebgai berikut :

1.      Kaidah bahasa Indonesia yang digunakan harus benar sesuai dengan kaidah pada bahasa Indonesia baku, baik kaidah tata ejaan maupun tata bahasa (pembentukan kata, frase, klausa, kalimat, dan paragraf)
2.      Ide yang diungkapkan harus benar, sesuai dengan fakta atau dapat diterima akal sehat (logis)
3.      Ide yang dingkapkan harus tepat dan hanya mengandung satu makna. Hal ini tergantung pada ketepatan pemilihan kata dan penyusunan struktur kalimat. Jadi, kalimat yang digunakan harus kalimat efektif.
4.      Kata yang dipilih harus bernilai denotatif (kata dengan makna sebenarnya)
5.      Ide yang digunakan dalam kalimat harus padat isi. Oleh karena itu penggunaan kata dalam kalimat seperlunya tapi dengan pemilihan yang tepat
6.      Pengungkapan ide dalam kalimat ataupun alinea harus lugas, langsung menuju pada sasaran.
7.      Unsur ide dalam kalimat atau alinea diungkapkan secara runtun dan sistematis
8.      Ide yang diungkapkan dalam kalimat harus jelas sehingga menimbulkan salah tafsir

Dari penjabaran ciri di atas terlihat bahwa kaidah bahasa, pilihan kata, dan ide yang diungkapkan merupakan satu kesatuan utuh. Kejelasan dan ketepatan pengungkapan ide sangat bergantung pada keutuhan ketiga unsur tersebut. (Noerzisri A, 2006 : 9)

Menurut Brotowidjojo disebutkan beberapa karekteistik bahasa Indonesia ragam ilmiah, yaitu :

1.      Bahasa Indonesia yang bersifat cendikia artinya bahasa Indonesia yang digunakan secara tepat  mampu mengungkapkan hasil berfikir logis, yakni mampu membentuk pernyataan yang tepat dan seksama.
2.      Bahasa Indonesia yang bersifat lugas. Paparan yang lugas akan menghindari salah paham dan salah tafsir isi kalimat, jadi penulisan yang bernada sastra perlu dihindari. (Brotowidjojo,1988 : 16)


Dari dua pendapat di atas dapat kita simpulkan bahawa ciri dari bahasa Indonesia ragam ilmiah adalah :
 1.       Cendikia
 2.       Lugas dan jelas
 3.       Formal dan objektif
 4.       Ringkas dan padat
 5.       Konsisten

B.                Ciri-ciri atau Karakteristik Dari Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah

1.      Cendekia
            Bahasa Indonesia ragam ilmiah bersifat cendekia. Artinya, bahasa ilmiah mampu digunakan secara tepat untuk mengungkapkan hasil berpikir logis. Bahasa yang cendekia mampu membentuk pernyataan yang tepat dan seksama sehingga gagasan yang disampaikan penulis dapat diterima secara tepat oleh pembaca. Kalimat-kalimat yang digunakan mencerminkan ketelitian yang objektif sehingga suku-suku kalimatnya sama dengan proposisi logika. Karena itu, apabila sebuah kalimat digunakan untuk mengungkapkan dua buah gagasan yang memiliki hubungan kausalitas, dua gagasan beserta hubungannya itu harus tampak secara jelas dalam kalimat yang mewadahinya.
Berikut ini adalah contoh kalimat cendekia:
(1)       Kemajuan informasi pada era globalisasi ini dikhawatirkan akan terjadi pergeseran nilai-nilai moral bangsa Indonesia terutama pengaruh budaya barat yang masuk ke negara Indonesia yang dimungkinkan tidak sesuai dengan  nilai-nilai budaya dan moral bangsa Indonesia.
(2)       Pada era globalisasi informasi ini dikhawatirkan akan terjadi pergeseran nilai-nilai moral bangsa Indonesia terutama karena pengaruh budaya barat yang masuk ke Indonesia.
Contoh kalimat (2) di atas secara jelas mampu menunjukkan hubungan kausalitas, tetapi hal itu tidak terungkap secara jelas pada contoh (1). Kecendekiaan bahasa juga tampak pada ketepatan dan keseksamaan penggunaan kata. Karena  itu, bentukan kata yang dipilih harus disesuaikan dengan  muatan isi pesan yang akan disampaikan.
(3)                    (4)
pemaparan        paparan
pembuatan        buatan
pembahasan      bahasan
pemerian           perian
                 Kata-kata pada contoh (3) menggambarkan suatu proses, sedangkan contoh (4) menggambarkan suatu hasil. Dalam pemakaian bahasa ilmiah, penggunaan kedua jenis bentukan kata tersebut perlu dilakukan secara cermat. Kalau paparan itu mengacu pada proses, kata-kata yang cocok adalah kata-kata pada contoh (3), tetapi kalau paparan itu mengacu pada hasil, kata·kata yang cocok adalah kata-kata pada contoh (4).
(5)       Karena sulit, maka pengambilan data dilakukan secara tidak langsung. Menurut para ahli psikologi bahwa korteks adalah pusat otak yang paling rumit.
(6)      Karena sulit, pengambilan data dilakukan secara tidak langsung. Menurut para ahli psikologi korteks adalah pusat otak yang paling rumit.
Kecendekiaan juga berhubungan dengan kecermatan memilih kata. Suatu kata dipilih secara cermat apabila kata itu tidak terjadi pemborosan kata, tidak rancu, dan bersifat idiomatis. Pilihan kata maka dan bahwa pada contoh (5) termasuk pemborosan kata. Oleh sebab itu, kata tersebut perlu dihilangkan sebagaimana contoh (6).
(7)        Meskipun sudah diuraikan, namun paparannya belum jelas .
Meskipun sudah diuraikan, papararnya belum  jelas .
Paparannya sudah diuraikan, namun belum  jelas.
(8)        Mulai sejak penentuan masalah penelitian  itu tidak jelas arahnya.
Mulai penentuan  masalah, penelitian  itu tidak jelas  arahnya.
Sejak penentuan  masalah, penelitian itu tidak jelas  arahnya.
Kerancuan pilihan kata dalam artikel  ilmiah perlu  dihindari. Kerancuan  pilihan kata pada umumnya terjadi karena  dua struktur kalimat yang digabung menjadi  satu. Untuk membetulkannya perlu  dikembalikan pada struktur asal. Pilihan kata meskipun dan namun serta  mulai dan sejak pada contoh (7) rancu. Untuk itu, perlu dikembalikan pada struktur asal sebagaimana contoh (8).
(9).       Peneliti  terdiri orang-orang yang mewakili lembaga.
Hubungan rumusan masalah dengan simpulan tidak cocok.
(10).     Peneliti  terdiri atas orang·orang yang mewakili lembaga.
Hubungan rumusan masalah dan simpulan tidak cocok.
Kata-kata yang barsifat idiomatis perlu dipilih secara cermat. Pilihan kata idiomatis yang tidak cermat tampak pada contoh (9) terdiri dan dengan. Pilihan kata yang cermat tampak pada contoh (10).
2.      Lugas dan Jelas
Sifat lugas dan jelas dimaknai bahwa bahasa Indonesia mampu menyampaikan gagasan ilmiah secara jelas dan tepat. Untuk itu, setiap gagasan diungkapkan secara langsung sehingga makna yang ditimbulkan adalah makna lugas. Pemaparan bahasa Indonesia yang lugas akan menghindari kesalahpahaman dan kesalahan menafsirkan isi kalimat. Penulisan yang bernada sastra pun perlu dihindari. Gagasan akan mudah dipahami apabila dituangkan dalam bahasa yang jelas dan hubungan antara gagasan yang satu dengan yang lain juga jelas. Kalimat yang tidak jelas umumnya akan muncul pada kalimat yang sangat panjang.
              Berikut adalah contoh kalimat lugas :
(1)     Para pendidik  yang kadangkala atau bahkan sering kena getahnya oleh  ulah sebagian, anak-anak mempunyai  tugas yang tidak bisa dikatakan ringan.
(2)      Para pendidik  yang kadang-kadang atau bahkan sering  terkena  akibat ulah sebagian anak-anak mempunyai  tugas yang berat.
Kalimat (1) bermakna  tidak lugas. Hal itu tampak pada pilihan kata kena getahnya dan tidak bisa dikatakan ringan.Kedua ungkapan itu tidak mampu mengungkapkan gagasan secara lugas.Kedua ungkapan itu dapat diganti terkena akibat dan berat yang memiliki makna langsung, separti kalimat (2).
Berikut adalah contoh kalimat jelas :
(3)      Penanaman  moral di sekolah  sebenarnya  merupakan kelanjutan dari penanaman moral di rumah yang dilakukan melalui mata pelajaran Pendidikan Moral Paneasila yang merupakan mata pelajaran paling strategis karena langsung menyangkut tentang moral Paneasila, juga diintegrasikan ke dalam mata pelajaran-mata pelajaran Agama, IPS, Sejarah, PSPB, dan Kesenian.
(4)      Penanaman moral di sekolah sebenarnya  merupakan kelanjutan dari penanaman  moral di rumah. Penanaman  moral di Sekolah  dilaksanakan melalui mata pelajaran Pendidikan Moral Paneasila yang merupakan mata pelajaran paling strategis karena langsung menyangkut tentang moral Paneasila. Di samping itu, penanaman moral Pancasila juga diintegrasikan ke dalam mata pelajararan-mata pelajaran Agama, IPS, Sejarah, PSPB, dan Kesenian.
Contoh (3) tidak mampu mengungkapkan gagasan secara jelas, antara lain karena kalimat terlalu panjang. Kalimat yang panjang itu manyebabkan kaburnya hubungan antargagasan yang disampaikan. Hal itu berbeda dengan  contoh (4), kalimat-kalimatnya pendek sehingga mampu mengungkapkan gagasan secara jelas. Ini tidak berarti bahwa dalam menulis artikel ilmiah tidak dibenarkan membuat kalimat panjang.Kalimat panjang boleh digunakan asalkan penulis cermat dalam menyusun kalimat sehingga hubungan antargagasan dapat diikuti secara jelas.
Untuk membentuk kalimat yang memiliki gagasan yang jelas  diperlukan kiat khusus. Gagasan yang akan dituangkan ditata secara sistematis. Dengan  tataan itu dapat ditentukan apakah sebuah gagasan dituangkan dalam sebuah kalimat atau dalam sejumlah kalimat. Jika gagasan itu cukup dituangkan dalam sebuah kalimat, tidak perlu gagasan itu dituangkan dalam sejumlah kalimat.Sebaliknya, apabila sebuah gagasan tidak cukup diungkap dalam sebuah kalimat, jangan dipaksa diungkap dalam sebuah kalimat. Kalimat (3) berisi gagasan yang tidak dapat diungkap dalam sebuah kalimat. Untuk itu, kalimat (3) perlu  dipecah sebagaimana tertera pada kalimat (4).
(5)     Pendidikan teknologi perlu  dimulai dan digalakkan untuk segenap lapisan masyarakat. Sehingga masyarakat tidak buta teknologi, termasuk di dalamnya teknologi mutakhir.
(6)      Pendidikan teknologi perlu  dimulai dan digalakkan untuk seganap lapisan masyarakat sehingga masyarakat tidak buta teknologi,  termasuk di dalamnya teknologi mutakhir.
Contoh (5) berikut  merupakan contoh pengungkapan gagasan yang salah. Gagasan pada contoh (5) seharusnya diungkap sebagaimana contoh (6).
3.      Menghindari Kalimat Fragmentaris
Bahasa Indonesia ragam ilmiah juga menghindari penggunaan kalimat fragmentaris. Kalimat fragmentaris adalah kalimat yang belum selesai. Kalimat terjadi antara lain karena adannya keinginan penulis menggunakan gagasan dalam beberapa kalimat tanpa menyadari kesatuan gagasan yang diungkapkan.
4.       Bertolak dari Gagasan
Bahasa ilmiah digunakan dengan orientasi gagasan. Bahasa Indonesia ragam ilmiah mempunyai sifat bertolak dari gagasan. Artinya, penonjolan diadakan pada gagasan atau hal yang diungkapkan dan tidak pada penulis. Implikasinya, kalimat-kalimat yang digunakan didominasi oleh kalimat pasif sehingga kalimat aktif dengan penulis sebagai pelaku perlu dihindari.
Berikut adalah contoh kalimat bertolak dari gagasan :
(1)     Dari uraian tadi penulis dapat menyimpulkan bahwa menumbuhkan dan membina anak berbakat sangat penting.
(2)     Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menumbuhkan dan membina anak berbakat sangat penting.
Contoh kalimat (1) beroriantasi pada penulis. Hal itu tampak pada pemilihan kata penulis (yang menjadi sentral) pada kalimat tersebut. Contoh (2) berorientasi pada gagasan dengan  menyembunyikan kehadiran penulis. Untuk menghindari hadirnya pelaku dalam paparan, disarankan menggunakan kalimat pasif. Orientasi pelaku yang bukan penulis yang tidak berorientasi pada gagasan juga perlu  dihindari. Oleh sebab  itu, paparan yang melibatkan pembaca dalam kalimat perlu  dihindari.
 (3)     Kita tahu bahwa pendidikan di lingkungan keluarga sangat penting dalam pananaman moral Pancasila.
(4)     Perlu  diketahui bahwa pandidikan di lingkungan keluarga sangat penting dalam pananaman moral Pancasila.
Contoh (3) merupakan penyempurnaan dari contoh (4) yang berorientasi pada pelaku bukan penulis. Dari Contoh-contoh di atas, bukan berarti bahwa kalimat aktif tidak boleh digunakan dalam karangan ilmiah.

5.        Formal
Bahasa yang digunakan dalam komunikasi ilmiah bersifat formal. Tingkat keformalan bahasa dalam tulisan ilmiah dapat dilihat pada kosa kata, bentukan kata, dan kalimat. Bentukan kata yang formal adalah bentukan kata yang lengkap dan utuh sesuai dengan aturan pembentukan kata dalam bahasa Indonesia. Kalimat formal dalam tulisan ilmiah dicirikan oleh kelengkapan unsur wajib (subyek dan predikat), ketepatan penggunaan kata fungsi atau kata tugas, kebernalaran isi, dan tampilan esei formal.
Berikut adalah contoh dari kata formal dan informal:
(1)     Kata Formal                                       (2)   Kata Informal
Berkata                                                                        Bilang
Membuat                                                          Bikin
Hanya                                                              Cuma
Memberi                                                          Kasi
Bagi                                                                 Buat
Daripada                                                                      Ketimbang
6.        Objektif
Bahasa ilmiah barsifat objektif. Untuk itu, upaya yang dapat ditempuh adalah menempatkan gagasan sebagai pangkal tolak pengembangan kalimat dan menggunakan kata dan struktur kalimat yang mampu menyampaikan gagasan secara objektif. Terwujudnya sifat objektif tidak cukup dengan  hanya menempatkan gagasan sebagai pangkal tolak. Sifat objektif juga diwujudkan dalam panggunaan kata. Kata-kata yang menunjukkan sifat subjektif tidak digunakan.
Berikut adalah contoh kalimat objektif
(1)     Contoh-Contoh itu telah memberikan bukti betapa besarnya peranan orang tua dalam pembentukan kepribadian anak. Dari paparan tersebut kiranya dapat disimpulkan sebagai berikut.
(2)     Contoh-Contoh itu telah memberikan bukti besarnya peranan oraug tua dalam pembentukan kepribadian anak. Dari paparan tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut.
Hadirnya kata betapa dan kiranya pada contoh
 (3)      Abstrak artikel harus ditulis dalam sebuah paragraf. Penelitian pasti diawali adanya masalah.
 (4)     Abstrak artikel ditulis dalam sebuah paragraph. Penelitian diawali adanya masalah.
Kata-kata yang menunjukkan sikap ekstrim dapat memberi kesan subjektif dan emosional. Kata-kata seperti harus, wajib, tidak mungkin tidak, pasti, dan selalu perlu dihindari. Penulisan  kalimat (3) berikut  perlu dihindari karena  barsifat subjektif/emosional. Penulisan  kalimat yang tidak subjektif tampak pada contoh (4).

7.        Ringkas dan Padat
Sifat ringkas dan padat direalisasikan dengan tidak adanya unsur-unsur bahasa yang mubazir. Itu berarti menuntut adanya penggunaan bahasa yang hemat. Ciri padat merujuk pada kandungan gagasan yang diungkapkan dengan unsur-unsur bahasa. Karena itu, jika gagasan yang terungkap sudah memadai dengan unsur bahasa yang terbatas tanpa pemborosan, ciri kepadatan sudah terpenuhi. Keringkasan dan kepadatan penggunaan bahasa tulis ilmiah juga ditandai dengan tidak adanya kalimat atau paragraf yang berlebihan dalam tulisan ilmiah.

Berikut adalah contoh kalimat ringkas dan padat
(1)        Nilai etis di atas menjadi pedoman bagi setiap  warga negara Indonesia.
(2)        Nilai etis sebagaimana tersebut pada paparan di atas menjadi pedoman dan dasar pegangan hidup dan kehidupan bagi setiap warg/a negara Indonesia.
Contoh berikut  termasuk bahasa ilmiah yang ringkas/padat, sedangkan contoh (2) adalah bahasa yang tidak ringkas. Hadirnya kata sebagaimana tersebut pada paparan dan kata dan dasar pegangan hidup dan kehidupan pada kalimat (2) tidak memberi tambahan makna yang berarti.Dengan  demikian,  hadirnya kata-kata tersebut mubazir.
(3)        Berdasarkan hasil pemeriksaan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terungkap bahwa proyek itu telah dilaksanakan sesuai dengan  aturan yang berlaku. Jadi, tidak ada pelaksanaan proyek yang menyalahi aturan.Artinya, pelaksanaan proyek itu sudah benar.Isu negatif yang selama ini berkembang tidak benar.
(4)        Berdasarkan hasil pemeriksaan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terungkap bahwa proyek itu telah dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku.  Isu nagatif yang selama ini berkembang tidak benar.
Keringkasan dan kepadatan panggunaan bahasa tulis ilmiah tidak hanya ditandai dengan  tidak adanya kata-kata yang berlebihan, tetapi juga ditandai dengan  tidak adanya kalimat atau paragraf yang berlebihan dalam artikel  ilmiah. Contoh (3) dan (4) berikut  dapat memperjelas  keringkasan dan kepadatan bahasa tulis ilmiah. Hadirnya kalimat yang dicetak miring pada contoh (3) tidak memberi tambahan makna yang berarti.Dengan  demikian, kalimat itu perlu  dibuang sebagaimana contoh (4).


8.        Konsisten
                 Unsur bahasa dan ejaan dalam bahasa tulis ilmiah digunakan secara konsisten. Sekali sebuah unsur bahasa, tanda baca, tanda-tanda lain, dan istilah digunakan sesuai dengan  kaidah, itu semua selanjutnya digunakan secara konsisten. Sebagai contoh, kata tugas untuk digunakan untuk mengantarkan tujuan dan kata tugas bagi mengantarkan objek (Suparno, 1998). Selain itu, apabila pada bagian awal uraian telah terdapat singkatan SMP (Sekolah Menengah Pertama), pada uraian selanjutnya digunakan singkatan SMP tersebut.
Berikut adalah contoh kalimat konsisten :
(1)       
a. Untuk mengatasi penumpang yang melimpah menjelang dan usai lebaran, pengusaha angkutan dihimbau mengoperasikan, semua kendaraan ekstra.
b. Perlucutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak penting bagimuslim Bosnia. Bagi mereka yang penting adalah pencabutan embargo persenjataan.
(2)   
a. Untuk penumpang yang melimpah menjelang dan usai lebaran, telah disiapkan kendaraan yang cukup. Pengusaha angkutan dihimbau mengoperasikan semua kendaraan ekstra.
b. Perlucutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak penting bagi muslim Bosnia. Untuk mereka yang penting adalah pencabutan embargo persenjataan.
Contoh (2) tidak konsisten dengan  kaidah yang berlaku. Sementara itu, contoh yang konsisten adalah contoh (1).

C.                Ciri-ciri penggunakan bahasa Indonesia ragam ilmiah dalam penulisan karya ilmiah sebagai berikut :

1)        Baku. Sturuktur bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa indonesia baku, baik mengenai struktur bahasa kalimat maupun kata. Demikian juga, pemilihan kata istilah dan penulisan yang sesuai dengan kaidah ejaan.
2)        Logis. Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal.
3)        Kuantitatif. Keterangan yang dikemukakan pada kalimat dapat diukur secara pasti. Perhatikan contoh di bawah ini:
4)        Tepat. Ide yang diungkapkan harus sesuai dengan ide yang dimaksudkan oleh pemutus atau penulis dan tidak mengandung makna ganda..
5)        Denotatif yang berlawanan dengan konotatif. Kata yang digunakan atau dipilih sesuai dengan arti sesungguhnya dan tidak diperhatikan perasaan karena sifat ilmu yang objektif.
6)        Runtun. Ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan tingkatannya, baik dalam kalimat maupun dalam alinea atau paragraf adalah seperangkat kalimat yang mengemban satu ide atau satu pokok bahasan.

Contoh :
                      Berbahasa adalah aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial yang lain, kegiatan berbahasa baru dapat terwujud apabila manusia terlibat di dalamnya. Di dalam berbicara, pembicara dan lawan bicara sama-sama menyadari bahwa ada kaidah-kaidah yang mengatur tindakannya, penggunaan bahasanya, inpterpretasi-interpretasi lainnya terhadap tindakan lawan bicara. Setiap peserta penutur bertanggung jawab atas tindakan dan penyimpangan terhadap kaidah kebahasaan yang dilakukan dalam interaksi lingual itu.













BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Dari program makalah ragam bahasa ilmiah tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa program ini dapat menyesuaikan apa yang dimaksud permintaan para pembaca, sehingga bisa meningkatkan mobilitas evaluasi pada pemahaman ragam bahasa ilmiah.
      Ragam bahasa ilmiah ini bisa dimanfaatkan untuk program-program tertentu lainnya contohnya program disertasi pasca sarjana yang melibatkan secara khusus pendalaman soal-soal materi tentang ragam bahasa ilmiah yang dimana dibutuhkan dari suatu makalah-makalah tertentu untuk melengkapi program disertasi tersebut.

3.2  Saran
Serangkaian dari ragam bahasa karya tulis ilmiah, dapat dijadikan sebagai pedoman untuk menentukan apa isi dan tujuan dari ragam bahasa ilmiah tersebut sehingga bisa mengevaluasi apa yang dicantumkan pada ragam bahasa ilmiah. Suatu kecondongan globalitas juga merupakan rangkain yang mengalami penurunan drastis yang menyebabkan penyimpangan pada program ragam bahasa ilmiah.
Makalah ini juga berusaha menyimpulkan apa yang terdapat pada ragam bahasa ilmiah, sehingga mampu meminimalisir apa isi dari ragam bahasa ilmiah tersebut. Oleh karena itu kami selaku tim penyusun dari kelas Ship Building Electrical Enginering 1A mengharapkan dukungan serta saran yang sangat bermanfaat bagi tim penyusun untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Segenap dari tim crew kami, kami meminta maaf jika terjadi kesalah pahaman atau pengejaan yang kurang spesifik dan kami selalu menerima kritik dan saran agar menjadikan makalah ini lebih baik lagi. Terima kasih

















Daftar pustaka
http://rasydinsjatry.blogspot.com/2013/04/bahasa-indonesia-ragam-ilmiah_162.html

1 komentar:

  1. mkasih gan ,,, postingan ragam-bahasa-ilmiah , yang bagus dan bermanfaat ini layaknya di share ajja ,, nih saya bantu ngeshare ,, ,, jgn lupa kunbal nya pulsagratisandroidku.blogspot.com terimakasih skali lagi gan , maju terus blog nya ,,, !

    BalasHapus