LAPORAN
RESMI
PRAKTIKUM
HIDROLIK
Disusun
oleh :
Kelompok 2 (PE 3A)
1.
Ulfayatul Hidayah (6413030002)
2.
Ibrahim Umar Baskoro (6413030005)
3.
Yusuf Adi Sucipto (6413030007)
4.
Ghofar Radico (6413030010)
5.
Mohamad Adi Irawan (6413030012)
JURUSAN TEKNIK KELISTRIKAN
KAPAL
POLITEKNIK
PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2014/2015
HIDROLIK
LATIHAN 2
2.1 Tujuan
2.1.1
Mahasiswa mampu
membaca gambar sistem hidrolik sederhana.
2.1.2
Mahasiswa mampu
merangkai sistem hidrolik sederhana.
2.1.3
Mahasiswa mampu
memahami karakteristik relive valve.
2.2 Teori
Gambar
2.1 Katup 4/3
Referensi skema 4/3 arah atas, perhatikan
daerah aliran dari
Ps ke PA dan
PB ke Pr adalah sama (valve cocok
dan simetris). Mengabaikan kebocoran melalui piston
servo, laju alir dicirikan
oleh persamaan aliran
orifice.
Daerah aliran A1 dan A2 adalah fungsi dari posisi katup Xv. Tekanan beban drop dan aliran beban yang diberikan oleh
Daerah aliran A1 dan A2 adalah fungsi dari posisi katup Xv. Tekanan beban drop dan aliran beban yang diberikan oleh
Sejak Q1 = Q2, persamaan (1) dan (2) dapat dikombinasikan, sehingga
Karena tekanan kembali adalah kecil dibandingkan dengan tekanan sistem, kita dapat membiarkan Pr = 0, yang mengarah ke persamaan (6)
Persamaan (3) dan (6) dapat dikombinasikan untuk memperoleh
Persamaan (7) dan (8) berhubungan PA dan PB untuk memasok tekanan dan tekanan beban. Jika tekanan beban adalah nol, PA dan PB adalah sama dengan ½ dari tekanan suplai.
Untuk laju aliran beban,
persamaan (7) dan
(8) bersama dengan persamaan (1) dan
(2) dapat disubstitusikan
ke persamaan (4) untuk menghasilkan persamaan untuk aliran beban dalam
hal tekanan pasokan dan tekanan
beban. Persamaan terakhir
adalah
Persamaan ini mengasumsikan Pr diabaikan. Juga, perhatikan bahwa A1 = A2.
Hubungan di atas untuk PL
dan QL penting
untuk memahami karakteristik aliran tekanan teoritis cara empat, tiga
posisi katup mana servo dapat diposisikan
dalam posisi sepanjang
bushing (daerah aliran variabel tak terhingga). Persamaan-persamaan
ini digunakan adalah diskusi servovalves hidrolik.
Gambar 3 Konstruksi Reducing Valve
3.3 Gambar Rangkaian
Gambar
rangkaian reducing valve
3.4 Data Hasil Praktikum
Setelah rangkain di atas dijalankan
didapatkan data sebagai berikut.
No.
|
Piston Maju
|
Piston Mundur
|
||||||||||
Sesaat (Bar)
|
Maksimum (Bar)
|
Sesaat (Bar)
|
Maksimum (Bar)
|
|||||||||
Gs
|
G1
|
G2
|
Gs
|
G1
|
G2
|
Gs
|
G1
|
G2
|
Gs
|
G1
|
G2
|
|
1
|
35
|
2,5
|
5
|
43
|
45
|
0
|
40
|
12
|
27
|
45
|
0
|
44
|
2
|
35
|
2.5
|
6
|
43
|
44
|
0
|
40
|
12
|
27
|
44
|
0
|
45
|
3
|
35
|
2.5
|
5
|
45
|
44
|
0
|
40
|
12
|
27
|
45
|
0
|
45
|
|
35
|
2.5
|
5.3
|
43.7
|
44.3
|
0
|
40
|
12
|
27
|
44.7
|
0
|
44.7
|
3.5 Analisa
Fungsi katup 4/3 dalam 4 lubang
input output, dan
3 posisi, spul adalah salah satu dari tiga posisi dan
ada 4 inlet / outlet port di katup. Dalam posisi midstroke tidak ada aliran
melalui katup. Sebuah aplikasi yang baik dari katup 4/3 adalah kontrol
aktuator, di mana tujuan kontrol aktuator adalah untuk memperpanjang, menarik
kembali atau memegang posisi. 4/3 katup yang digunakan dalam servovalves,
dimana spool dikendalikan oleh katup flapper atau katup pipa jet.
Fungsi relive valve digunakan untuk
mengatur tekanan yang bekerja pada sistem dan juga mencegah terjadinya beban
lebih atau tekanan yang melebihi kemampuan rangkaian hidrolik.
Reducing valve
(katup pengurang tekanan) berfungsi untuk membatasi tekanan local. Yaitu pada
kondisi awal ada aliran dari X ke Y jika Y tekanannya naik maka katub akan
bergeser dan sedikit merapat sehingga tekanan Y dapat diturunkan.
Aplikasi reducing
valve yaitu untuk mengoperasikan output dengan beban yang berbeda.
3.6 Kesimpulan
Berdasarkan hasil
analisa diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa adanya reducing valve berfungsi
sebagai penurun tekanan fluida yang
mengalir pada saluran kerja.
3.6
Daftar pustaka
-
Modul Praktikum Pneumatik &
Hidrolik.Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
-
Http://kelompok –d.blogspot.in/2013/02/macam-macam-katup-pada-sistim-hidrolik.html?=m=1(Diakses
tanggal 26 Desember 2014,pukul 20.10 WIB)
HIDROLIK
LATIHAN 4
4.1 Tujuan
4.1.1
Mahasiswa mampu
membaca gambar sistem hidrolik sederhana
4.1.2
Mahasiswa mampu
merangkai sistem hidrolik sederhana
4.1.3
Mahasiswa mampu
memahami karakteristik squence valve.
4.2
Teori
Pada sistem hidrolik kita akan mengenal beberapa macam jenis katup yang memiliki fungsi,
konstruksi dan cara pengoprasian yang berbeda. Diantaranya adalah Pressure Relief Valve; Shut-off
Valve; Reducing Valve; Sequence Valve; Non Return Valve; Flow Cotrol Valve; dan
Directional Control Valve yang terdiri dari katup 2/2, 3/2, 4/2, 5/2, 4/3, 5/3.
Pada Latihan 3 kali ini secara khusus akan mempelajari
tentang Sequence Valve (katup berurutan). Berikut adalah gambar simbol dan
konstruksi untuk katup pengurang tekanan (reducing valve) beserta penjelasan
mengenai alirannya:
Gambar 1. Sequence valve
Gambar 2. Squence valve function diagram
Katup atau valve adalah komponen
utama dalam sistem hidrolik. Katup/valve digunakan untuk mengatur tekanan dan
juga aliran fluida melalui pipa hidrolik dan juga berguna dalam memanfaatkan
dan menghasilkan tenaga hidrolik. Ada berbagai macam katup pada sistem
hidrolik.
Sequence Valve,
berfungsi untuk mengatur tekanan untuk mengurutkan pekerjaan yaitu menggerakkan
silinder hidrolik yang satu kemudian baru yang lain. Cara kerja : pada keadaan
awal jika X ada aliran maka Y masih belum mengalir , tetapi jika X disuplay
fluida terus maka tekanan X naik
menyebabkan posisi katup bergeser sehingga ada aliran fluida dari X ke Y,
kelebihan fluida akan dibuang ke tangki.
4.3
Gambar Rangkaian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Gambar
rangkain sequence valve
4.4
Data
Hasil Praktikum
Setelah rangkain di atas dijalankan
didapatkan data sebagai berikut.
Piston
1
No.
|
Piston Maju
|
Piston Mundur
|
||||||||||
Sesaat (Bar)
|
Maksimum (Bar)
|
Sesaat (Bar)
|
Maksimum (Bar)
|
|||||||||
Gs
|
G1
|
G2
|
Gs
|
G1
|
G2
|
Gs
|
G1
|
G2
|
Gs
|
G1
|
G2
|
|
1
|
10
|
5
|
1
|
40
|
40
|
41
|
20
|
7
|
10
|
40
|
0
|
0
|
2
|
10
|
5
|
1
|
40
|
40
|
41
|
20
|
8
|
10
|
40
|
0
|
0
|
3
|
10
|
5
|
1
|
40
|
40
|
41
|
20
|
7
|
10
|
40
|
0
|
0
|
|
10
|
5
|
1
|
40
|
40
|
41
|
20
|
7.3
|
10
|
40
|
0
|
0
|
Piston
2
No.
|
Piston Maju
|
Piston Mundur
|
||||||||||
Sesaat (Bar)
|
Maksimum (Bar)
|
Sesaat (Bar)
|
Maksimum (Bar)
|
|||||||||
Gs
|
G1
|
G2
|
Gs
|
G1
|
G2
|
Gs
|
G1
|
G2
|
Gs
|
G1
|
G2
|
|
1
|
10
|
3
|
1
|
40
|
40
|
41
|
20
|
5
|
10
|
40
|
0
|
0
|
2
|
10
|
3
|
1
|
40
|
40
|
41
|
20
|
4
|
10
|
40
|
0
|
0
|
3
|
10
|
3
|
1
|
40
|
40
|
41
|
20
|
5
|
10
|
40
|
0
|
0
|
|
10
|
3
|
1
|
40
|
40
|
41
|
20
|
4.7
|
10
|
40
|
0
|
0
|
4.5 Analisa
Sequence valve (katub berurutan)
berfungsi untuk menjadikan gerakan output berurutan untuk jumlah output lebih
dari satu (piston lebih dari satu). Cara kerjanay pada keadaan awal jika X ada
aliran maka Y masih belum mengalir, tetapi jka X disuplai fluida terus-menerus
maka tekanan X naik menyebabkan posisi katub bergeser sehingga ada aliran
fluida dari X ke Y dan kelebihan fluida akan dibuang ke tangki.
4.6
Kesimpulan.
Kerja piston disini menghasilkan
tekanan sesaat dan maksimum ketika maju dan mundur. Padasaat piston maju sesaat
dan maju maksimum antara piston 1 dan 2 didapatkan tekanan yang sama. Sedangkan
pada saat mundur dihasilkan tekanan sama.
Kerja
piston disini menghasilkan tekanan sesaat dan maksimum ketika maju dan mundur.
Pada saat piston maju sesaat dan maju maksimum antara piston 1 dan 2 didapatkan
tekanan yang sama. Sedangkan pada saat mundur dihasilkan tekanan sama.
Daftar Pustaka
-
Modul Praktikum Pneumatik &
Hidrolik.Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
-
http://kelompok-d.blogspot.in/2013/02/macam-macam-katup(Diakses
tanggal 26 Desember 2014,pukul 20.15 WIB)
HIDROLIK
LATIHAN 5
5.1 Tujuan
5.1.1
Mahasiswa mampu membaca gambar sistem hidrolik sederhana
5.1.2
Mahasiswa mampu merangkai sistem hidrolik sederhana
5.1.3
Mahasiswa mampu memahami karakteristik Flow Control Valve
5.2 Teori
Pada sistem hidrolik kita akan mengenal
beberapa macam jenis katup yang memiliki fungsi, konstruksi dan cara
pengoprasian yang berbeda. Diantaranya adalah Pressure Relief Valve; Shut-off Valve; Reducing Valve; Sequence Valve;
Non Return Valve; Flow Cotrol Valve; dan
Directional Control Valve yang terdiri dari katup 2/2, 3/2, 4/2, 5/2, 4/3,
5/3.
Katup control
aliran hidrolik didefinisikan sebagai elemen pengendali akhir melalui mana
cairan itu berlalu dan menyesuaikan ukuran aliran bagian seperti yang diarahkan
oleh sinyal dari controller untuk memodifikasi laju aliran fluida.
Pada Latihan 3 kali ini secara khusus akan
mempelajari tentang Flow Control Valve. Berikut adalah gambar simbol dan
konstruksi untuk Flow Control Valve beserta penjelasan mengenai alirannya:
Gambar 1. Flow control valve function
diagram
HIDROLIK LATIHAN 6
6.1 Tujuan
6.1.1
Mahasiswa mampu membaca gambar sistem hidrolik sederhana
6.1.2
Mahasiswa mampu merangkai sistem hidrolik sederhana
6.1.3
Mahasiswa mampu memahami karakteristik Flow Control Valve
6.2
Teori
Katup atau valve adalah komponen utama
dalam sistem hidrolik. Katup/valve digunakan untuk mengatur tekanan dan juga
aliran fluida melalui pipa hidrolik dan juga berguna dalam memanfaatkan dan
menghasilkan tenaga hidrolik. Ada berbagai macam katup pada sistem hidrolik.
Katup control aliran hidrolik
didefinisikan sebagai elemen pengendali akhir melalui mana cairan itu berlalu
dan menyesuaikan ukuran aliran bagian seperti yang diarahkan oleh sinyal dari
controller untuk memodifikasi laju aliran fluida. Flow control valve hidrolik
memastikan bahwa fluida tidak akan mengalir di bawah pengaruh gravitasi ketika
sistem hidrolik tidak beroperasi. Ketup ini memastikan bahwa fluida tetap siaga
dan tidak mengalir dengan bebas melalui sistem hidrolik oleh konveksi. Flow
control valve dapat dianggap sebagai katup ‘cek’ sehingga memungkinkan fluida
mengalir saat pompa dihidupkan dan membatasi alairannya ketika pompa dalam
keadaan nonaktif.
Pada Latihan 3 kali ini secara khusus
akan mempelajari tentang Flow Control Valve. Berikut adalah gambar simbol dan
konstruksi untuk Flow Control Valve beserta penjelasan mengenai alirannya:
Gambar 1. Katub flow control
Gambar 1. Flow control valve function
diagram
Macam-macam flow control valve:
·
Fixed
flow control, yaitu apabila pengaturan aliran tidak dapat berubah-ubah yaitu
melalui fixed orifice
·
Variable
flow control, yaitu apabila pengaturan aliran dapat berubah-ubah sesuai dengan
keperluan
·
Flow
control yang dilengkapi check valve
·
Flow
control yang dilengkapi dengan relief valve untuk menyeimbangkan tekanan
Fungsi katub ini adalah:
·
Untuk
membatasi kecepatan maksimum gerakan piston atau motor hidrolik
·
Untuk
membatasi daya yang bekerja pada sistem
·
Untuk
menyeimbangkan aliran yang mengalir pada cabang-cabang rangkaian.
6.3 Gambar Rangkaian..
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Gambar rangkaian menggunakan flow
control valve
6.4
Data Hasil Praktikum
Setelah
rangkain di atas dijalankan didapatkan data sebagai berikut.
No.
|
Hydromotor Forward
|
Hydromotor Reverse
|
||||||||||
Sesaat (Bar)
|
Maksimum (Bar)
|
Sesaat (Bar)
|
Maksimum (Bar)
|
|||||||||
Gs
|
G1
|
G2
|
Gs
|
G1
|
G2
|
Gs
|
G1
|
G2
|
Gs
|
G1
|
G2
|
|
1
|
-
|
-
|
-
|
45
|
44
|
40
|
-
|
-
|
-
|
33
|
13
|
19
|
2
|
-
|
-
|
-
|
43
|
44
|
40
|
-
|
-
|
-
|
33
|
13
|
19
|
3
|
-
|
-
|
-
|
45
|
44
|
40
|
-
|
-
|
-
|
33
|
13
|
19
|
|
|
|
|
44.3
|
44
|
40
|
-
|
-
|
-
|
33
|
13
|
19
|
Rangkaian
serupa dengan posisi flow control valve dipasang setelah A dan sebelum P (pada
katub 4/3) didapatkan data sebagai berikut.
No.
|
Hydromotor Forward
|
Hydromotor Reverse
|
||||||||||
Sesaat (Bar)
|
Maksimum (Bar)
|
Sesaat (Bar)
|
Maksimum (Bar)
|
|||||||||
Gs
|
G1
|
G2
|
Gs
|
G1
|
G2
|
Gs
|
G1
|
G2
|
Gs
|
G1
|
G2
|
|
Tekanan Rendah
|
||||||||||||
1
|
-
|
-
|
-
|
16
|
10
|
6
|
-
|
-
|
-
|
18
|
8
|
14
|
2
|
-
|
-
|
-
|
16
|
10
|
6
|
-
|
-
|
-
|
18
|
8
|
14
|
3
|
-
|
-
|
-
|
16
|
10
|
6
|
-
|
-
|
-
|
18
|
8
|
14
|
|
-
|
-
|
-
|
16
|
10
|
6
|
-
|
-
|
-
|
18
|
8
|
14
|
Tekanan Tinggi
|
||||||||||||
1
|
-
|
-
|
-
|
16
|
10
|
6
|
-
|
-
|
-
|
18
|
7
|
13
|
2
|
-
|
-
|
-
|
16
|
10
|
6
|
-
|
-
|
-
|
18
|
7
|
13
|
3
|
-
|
-
|
-
|
16
|
10
|
6
|
-
|
-
|
-
|
18
|
7
|
13
|
|
-
|
-
|
-
|
16
|
10
|
6
|
-
|
-
|
-
|
18
|
7
|
13
|
6.5
Analisa
Fungsi flow control valve yaitu untuk mengatur
debit fluida yang mengalir. Pengaturan tersebt bisa satu (one way arah flow
control valve) ataupun dua arah (two way arah flow control valve). Selain itu
Fungsi katub ini adalah:
HIDROLIK
LATIHAN 7
7.1 Tujuan
7.1.1
Mahasiswa mampu membaca gambar sistem hidrolik sederhana
7.1.2
Mahasiswa mampu merangkai sistem hidrolik sederhana
7.1.3
Mahasiswa mampu memahami karakteristik cylinder loading
7.2 Teori
Silinder hidrolik
adalah actuator mekanik yang digunakan untuk memberikan kekuatan searah melalui
stroke searah. Ini memiliki banyak aplikasi, terutama di kendaraan rekayasa.
Silinder hidrolik mendapatkan daya mereka dari cairan hidrolik yang bertekanan,
yang umumnya minyak. Silinder hidrolik terdiri dari silinder barel, di mana
piston satu
terhubung ke batang piston lainnya agar bergerak bolak-balik. Barel ini ditutup pada akhir masing-masing dengan dasar silinder
(juga disebut ujung cap) dan oleh kepala silinder di mana batang piston keluar
dari silinder. Piston membagi bagian dalam silinder dalam dua ruangan, ruang
bagian bawah (end cap) dan batang piston ruang sisi (rod end). Tekanan hidrolik
bekerja pada piston untuk melakukan pekerjaan linier dan gerak. Flensa, Trunnion,
dan / atau clevisses yang dipasang ke tubuh silinder. Batang piston juga
telah meningkat lampiran untuk
menghubungkan silinder ke komponen objek atau mesin yang mendorong.
Jika
kita mengasumsikan bahwa tekanan minyak di dalam ruang batang piston adalah
sekitar nol, gaya F pada batang piston sama dengan tekanan P pada zaman
silinder daerah piston A:
Piston yang bergerak ke bawah jika minyak dipompa ke ruang batang
piston sisi dan minyak dari daerah piston mengalir kembali ke reservoir tanpa
tekanan. Tekanan cairan di ruang batang piston area adalah (Pull Force) / (luas
piston - piston daerah batang):
dimana P adalah tekanan fluida, Fp adalah kekuatan menarik, Ap
adalah area wajah piston dan Ar adalah batang penampang daerah.
HIDROLIK LATIHAN 8
8.1 Tujuan
1.1.1.
Mahasiswa mampu membaca gambar sistem hidrolik sederhana
1.1.2.
Mahasiswa mampu merangkai sistem hidrolik sederhana.
1.1.3.
Mahasiswa mampu memahami karakteristik rangkaian regeneratif.
8.2
Teori
Regenerative circuit adalah kecepatan dan tekanan fluida dalam dua
arah pergerakan silinder sama. Dengan membuat area piston rod (batang piston)
setengah dari area piston ,maka perbandingan antara batang piston dan area
piston adalah 2:1 sehingga gaya yang dihasilkan saat silinder extend dan
retract adalah sama.
Rangkaian regenerative dalam Gambar8.2.1 melalui 8.2.3 menggantikan sirkuit ganda-batang-end
silinder digunakan untuk
menghasilkan kecepatan dan kekuatan yang sama di kedua arah perjalanan.
Diagram skematik menunjukkan tandem-center,
3-posisi, katup 4-way directional,
terhubung ke silinder batang 2:1. Sebuah port dari katup directional terhubung ke port cap-akhir
silinder. Port batang-akhir tee silinder ke Pport katup terarah. Dalam kondisi di-istirahat
ditunjukkan pada Gambar 8.2.1, membongkar pompa ke tangki sementara silinder duduk diam.
Gambar 8.2.1Rangkaian Full-Time Regeneratif Saat Diam Dengan Pompa Berjalan
Untuk memperpanjang silinder, energi solenoid A1 seperti pada Gambar 8.2. A1 solenoid Energizing menghubungkan pompa ke ujung tutup silinder untuk membuatnya memperpanjang. Minyak meninggalkan ujung batang silinder bercampur dengan aliran pompa dan meregenerasi ke ujung tutup silinder melalui katup directional. Melengkapi aliran pompa dengan aliran batang membuat silinder memperpanja ng dua kali lebih cepat sebagai sirkuit konvensional pipa.Pada awalnya tampak bahwa silinder hanya berjalan 50% lebih cepat.
Jika10 gpm (gallons per minutes) berjalan di ujung tutup silinder batang 2 :1, hanya 5gpm keluar dari ujung batang. Ini menempatkan 15gpm ke ujung topi untuk peningkatan 50% dalam kecepatan. Namun, setelah 15gpm masuk ke ujung topi, 7,5gpm keluar dari ujung batang. Sekarang ada 17,5gpm pergi ke ujung topi. Melanjutkan skenario ini menunjukkan bahwa aliran dari ujung batang silinder itu- seperti yang meluas dalam regenerasi-segera mencapai 10gpm untuk menghasilkan kecepatan silinder ganda.
Aliran pompa pergi langsung ke port batang-end dan memendek silinder. Minyak dari pelabuhan cap-end kembali ke tangki melalui katup directional. Perhatikan bahwa dalam rangkaian regenerasi penuh waktu, katup directional menangani dua kali aliran pompa di kedua arah perjalanan. Jika katup yang berukuran hanya aliran pompa, penurunan tekanan berlebih akan memperlambat kecepatan silinder dan menambah sistem pemanas.
8.3 Gambar Rangkaian
|
|
|
|
|
|
|
|
Gambar rangkaian regenerative
8.4
Data Hasil Praktikum
Setelah rangkain di atas dijalankan
didapatkan data sebagai berikut.
No.
|
Piston Maju
|
Piston Mundur
|
||||||||||
Sesaat (Bar)
|
Maksimum (Bar)
|
Sesaat (Bar)
|
Maksimum (Bar)
|
|||||||||
Gs
|
G1
|
G2
|
Gs
|
G1
|
G2
|
Gs
|
G1
|
G2
|
Gs
|
G1
|
G2
|
|
1
|
43
|
31
|
8
|
45
|
45
|
44
|
35
|
19
|
30
|
45
|
0
|
44
|
2
|
43
|
31
|
6
|
45
|
45
|
44
|
35
|
19
|
30
|
45
|
0
|
44
|
3
|
43
|
31
|
5
|
45
|
45
|
44
|
35
|
19
|
30
|
45
|
0
|
44
|
|
43
|
31
|
6.3
|
45
|
45
|
44
|
35
|
19
|
30
|
45
|
0
|
44
|
8.5
Analisa
Setelah
rangakain siap, rangkaian dijalankan sebanyak tiga kali dan diamati besar
tekanan pada manometer 1 (G1), manometer 2 (G2) dan manometer sistem (Gs). Setelah diamati dan penghitungan data
rata-rata dapat diketahui bahwa piston
maju sesaat tekanan pada G1= 31 bar, G2= 8 bar, Gsistem= 43 bar
dan ketika piston maju maksimal (maksimum) G1= 45 bar, G2= 45 bar, Gsistem= 44 bar sedangkan pada saat piston mundur sesaat tekanan pada G1= 19 bar, G2= 30 bar, Gsistem=35 bar dan ketika piston mundur maksimal G1= 0
bar, G2= 44 bar, Gsistem= 45 bar.
8.6
Kesimpulan
Dari
hasil praktikum di atas dapat
disimpulkan bahwa dalam rangkaian regenerative dapat menggerakkan dua arah
pergerakan silinder yang sama.
Daftar
Pustaka
-
Modul Praktikum Pneumatik &
Hidrolik.Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
-
http://kelompok-d.blogspot.in/2013/02/macam-macam-katup(Diakses
tanggal 26 Desember 2014,pukul 20.015WIB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar