I. Dasar
Teori
Strain Gage adalah
komponen elektronika yang dipakai untuk mengukur tekanan (deformasi atau
strain). Alat ini berbentuk foil logam
atau kawat logam yang bersifat insulatif (isolasi) yang ditempel pada benda
yang akan diukur tekanannya, dan tekanan berasal dari pembebanan. Prinsipnya
adalah jika tekanan pada benda berubah, maka foil atau kawat akan terdeformasi, dan tahanan listrik alat ini
akan berubah. Perubahan tahanan listrik ini akan dimasukkan kedalam rangkaian
jembatan Whetstone yang
kemudian akan diketahui berapa besar tahanan pada Strain Gage. Tegangan keluaran dari jembatan Wheatstone merupakan sebuah ukuran
regangan yang terjadi akibat tekanan dari setiap elemen pengindera Strain Gage. Tekanan itu kemudian
dihubungkan dengan regangan sesuai dengan hukum Hook yang berbunyi : Modulus elastis adalah rasio tekanan dan
regangan. Dengan demikian jika modulus elastis adalah sebuah permukaan
benda dan regangan telah diketahui, maka tekanan bisa ditentukan..Hukum Hook
dituliskan sebagai :
σ =E s
…………………………………………….(1)
dimana σ = regangan, Δl/l (tanpa satuan)
s = tegangan geser , kg/cm2
E = modulus Young , kg/cm2
Bila dua gage atau lebih digunakan, maka
tekanan pada pelacakan arah setiap gage
bisa ditentukan dengan menggunakan perhitungan. Namun demikian
persamaannya memiliki tingkat kompleksitas yang berbeda tergantung pada
kombinasi dan orientasi gage tersebut.
Kepekaan sebuah Strain Gage disebut dengan faktor gage dan perbandingan antara unit
resistansi dengan perubahan unit panjang adalah :
Faktor gage K = ∆ R / R ∆ l / l
…………..(2)
Dimana : K
= Faktor gage
ΔR = Perubahan tahanan gage
Δl = Perubahan panjang bahan
R = Tahanan gage
nominal
l = Panjang normal bahan
Jadi regangan diartikan sebagai perbandingan
tanpa dimensi, perkalian unit yang sama, misalnya mikroinci / inci atau secara
umum dalam persen (untuk deformasi yang besar) atau yang paling umum lagi dalam
mikrostrain.
Perubahan tahanan ΔR pada sebuah konduktor yang
panjangnya l dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan bagi tahanan dari sebuah konduktor yang
penampangnya serba sama, yaitu :
R= ρ Panjang Luas = ρxl π 4 d 2
…………….(3)
dimana : ρ = tahanan spesifik dari bahan konduktor
l =
panjang konduktor
d = diameter konduktor
Karakteristik
Strain Gauge
Karakteristik
dari filamen adalah sebagai berikut :
1) Faktor Gage tertinggi
2) Koefisien suhu resistansi rendah
3) Resitivitas
tinggi
4) Kekuatan
mekanis tinggi
5) Potensial termo listrik minimum
disekitar lead
Bahan- bahan yang bisa dijadikan Strain
Gauge
Berbagai jenis bahan tahanan telah dikembangkan untuk
pemakaian dalam gage-gage kawat dan foil, seperti:
a.
Constantan adalah paduan (alloy) tembaga-nikel dengan koefisien
temperatur rendah. Biasanya Constantan
ditemukan dalam Gage yang
digunakan untuk strain dinamik,
dimana perubahan level strain tidak
melebihi ± 1500 μcm/cm. Batas temperatur kerja adalah dari 10 oC
sampai 200oC.
b. Nichrome
V adalah paduan nikel-chrome
yang digunakan untuk pengukuran strain
statik sampai 375 oC. dengan kompensasi temperatur, paduan
ini dapat digunakan untuk pengukuran static
sampai 650 oC dan pengukuran dinamik sampai 1000 oC.
c. Dynaloy adalah
paduan nikel-besi dengan Faktor Gage yang
rendah dan ketahanan yang tinggi terhadap kelelahan. Bahan ini digunakan untuk pengukuran strain dinamik bila sensitivitas
temperatur yang tinggi dapat di tolerir.
d. Stabiloy adalah paduan nikel-chrome
yang dimodifikasi dengan rangkuman kompensasi temperatur yang lebar. gage ini memikiki stabilitas yang
sangat baik dan temperatur cryogenic sampai
sekitar 350 oC dan ketahanan yang baik tehadap kelelahan.
e. Paduan-paduan
platina tungsten memberikan
stabillitas yang sangat baik dan ketahanan yang tinggi terhadap kelelahan pada
temperatur tinggi. Gages ini
disarankan untuk pengukuran uji static
sampai 700 oC dan pengukuran dinamik 850 oC.
Beberapa
Jenis Strain Gauge
Jenis-jenis dari Metal Foil Strain Gage
a) Rosette 90o
yang dapat mengukur aksial dan regangan trasfer sekaligus. Variasi desain ini
adalah stress gage dimana dua
elemen meliliki tahanan yang berbeda. Tahanan juga di pilih sehingga hasilnya
memberikan sebuah sensor yang keluarannya sebanding dengan takanan dan keluaran
elemen aksial sebanding dengan regangan.
b) Rosette 45o memberikan reaksi angular lebih
besar dari rosette 90o
c) Rosette 60o
II.
Percobaan
i.
Percobaan
Nilai Hambatan Sensor
Percobaan untuk mencari nilai
hambatan kami lakukan pertama karena untuk mencari nilai regangan sangat sulit.
Nilai regangan berkisar dibawah satu mili. Oleh karena itu kami mencari nilai
hambatan terlebih dahulu baru menghitung nilai regangannya.
Gambar percobaan untuk mengukur beban:
Tabel hasil percobaan:
Beban
|
Hambatan
|
0
gram (Kondisi Awal)
|
120,4
Ω
|
500
gram
|
120,5
Ω
|
1000
gram
|
120,7
Ω
|
1500
gram
|
120,8
Ω
|
2000
gram
|
120,9Ω
|
2500gram
|
121 Ω
|
Grafik hambatan terhadap beban:
ii.
Perhitungan
perancangan jembatan WheatStone
Sebelum kita melakukan
percobaan,kita akan terlebih dahulu melakukan perhitungan terhadap rangkaian
dibawah ini untuk mengetahui nilai resistor–resistor yang kita butuhkan
Dari rangkaian diatas ini yang kita
inginkan adalah ketika jembatan diatas ini dalam keadaan setimbang nilai dari
Vg =0.Seperti kita ketahui bahwa strain gauge yang kita gunakan pada percobaan
ini memiliki resistansi sebesar 120Ω.Untuk mencari nilai resistansi ,kita
masukkan kedalam rumus berikut:
Vg=R 3 R 1+ R 3
Vin− R 4 R 2+ R 4
Vin
0=R 3 R 1+ R 3
Vin− R 4 R 2+ R 4
Vin
Dari persamaan diatas
maka didapat rumus:
R1.R4=R2.R3
Kita tahu bahwa R4=120
Ω(tahanan dari strain gaguenya. Kita ambil gunakan R2 dan R3
sebesar 118.4Ω, maka nilai R1:
Pada percobaan kami menggunakan R1
yang terdiri dari resistor 120Ω yang diparalelkan dengan potentiometer 10kΩ.
Hal ini kami lakukan untuk memperoleh hambatan sebesar 116.8213 yang akurat.
iii.
Perhitungan
Perancangan System pengolah siyal analog
Pada percobaan ini kami menggunakan
instrumentasion amplifier, karena tegangan yang didapat dari jembatan Wheatstone merupakan selisih nilai
tegangan. Kriteria yang kami inginkan adalah saat strain gage diberi beban
seberat 2kg, maka system akan memberikan output tegangan sebesar 5V. Untuk
mendapatkan nilai hambatan bisa menggunakan rumus:
Faktor gage K = ∆ R / R ∆ l / l
…………..(2)
Dimana : K = Faktor gage
ΔR = Perubahan tahanan gage
Δl = Perubahan panjang bahan
R =
Tahanan gage nominal
l =
Panjang normal bahan
Nilai Faktor Gage adalah 2.1,
nilai ini didapat dari datasheet sensor.
Tahanan nominal adalah 120Ω nilai ini juga diperoleh dari datasheet.
Karena nilai regangan yang sangat kecil, maka kami tidak mampu mendapatkan
besarnya perubahan tahanan menggunakan rumus. Oleh sebab itu kami langsung
melakukan percobaa untuk mecari nilai hambatan. Nilai regangan bisa dilihat
pada perhitungan di bawah ini:
Setelah mengetahui
nilai hambatan pada saat diberi beban 2 Kg, maka sekarang kami akan mencari
nilai Vg (nilai selisih tegangan pada titik C – D pada gambar). Perhitungannya
dan gambar bisa dilihat di bawah ini:
Vin yang digunakan adalah 5V.
Sekarang kami telah mendapatkan
nilai Vg, nilai Vg perlu diperkuat untuk memperoleh Vout
sebesar 5 V, maka kami akan menggunakan Instrumentation Amplifier dan penguat inverting.
Perhitungannya bisa dilihat dibawah ini:
·
Mencari total penguatan yang diperlukan:
·
Desain instrumentation amplifier untuk penguatan
470 kali.Untuk instrumentation amplifier digunakan IC LM741, Gambar rangkaian
bisa dilihat dibawah ini:
Perhitungan penguatan instrumentation amplifier bisa
dilihat dibawah:
Kami menggunakan resistor 560k, karena nilai resistor tersebut ada di
pasaran jadi penguatan yang dihasilkan adalah:
iv.
Pengujian
Sensor Strain Gauge
·
Alat dan bahan :
1. Power supply (2 buah)
2. Avometer digital (1 buah)
3.Resistor 1Ω (3 buah), 120Ω (2buah), 560kΩ (2buah), 1kΩ (2buah).
4.Potensiometer 10k Ω
5.Strain gauge 120Ω (1buah)
6.IC LM741 (4 buah)
·
Data percobaan
Beban
|
V (tanpa op amp)
|
V (dengan op amp)
|
|
500 gram
|
1.9 mV
|
0.95 V
|
|
1000 gram
|
3.2mV
|
1.62 V
|
|
1500 gram
|
4.5 mV
|
2.25 V
|
|
2000 gram
|
5.7 mV
|
2.85 V
|
|
2500 gram
|
7 mV
|
3.54V
|
|
·
Sensitivitas Perbandingan input dan
ouput
Pada
saat beban karakteristik maksimum (2 kg)
III.
Kesimpulan
:
Strain gauge adalah sensor strain yang
mengubah regangan menjadi hambatan, kemudian dengan rangkaian Jembatan
Wheatstone dikonversi menjadi Tegangan namun karena tegangan yang dihasilkan
sangatlah kecil (skala mili Volt) dibutuhkan rangkaian Penguat sehingga sensor
starin gauge dapat menjadi actuator.
Penguatan berkuarang karena terkena
pengaruh dari ketidak idealan op-amp. Perhitungan
berbeda
dengan hasilk perhitungan disebabkan karena toleransi resistor dan perubahan
nilai resistor karena pengaruh panas pada saat disolder. Untuk memperoleh
tegangan output 5v maka diperlukan penguatan sebesar 877 kali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar