Minggu, 12 April 2015

SISTEM PENGATURAN DALAM KAPAL

MAKALAH
THERMISTOR, STRAIN GAUGE, dan PHOTODIODE



Description: E:\Profil PPNS 2013\ppns\logoppns_politeknik_perkapalan.jpg

Disusun Oleh: Kelompok 8
                             M. Adi irawan                 (6413030012)
                             M. Zuhruf Amirulloh        (6413030016)
                             Yayuk Setiyowati            (6413030023)
                             Eko Irwanto                    (6413030029)

PRODI TEKNIK KELISTRIKAN KAPAL
JURUSAN TEKNIK KELISTRIKAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2015

DAFTAR ISI
Halaman sampul
Kata Pengantar
Daftar isi
Bab 1 Pendahuluan
1.1  Latar Belakang .............................................................................................1
1.2  Tujuan .........................................................................................................2
1.3  Rumusan Masalah ....................................................................................... 3
Bab 2 Pembahasan
2.1 Thermistor .................................................................................................. 4
2.2 Strain gauge .............................................................................................. . 5
2.3 Photodiode ................................................................................................   6
Bab 3 Penutup
   Kesimpulan ..................................................................................................  7
DAFTAR PUSTAKA















KATA PENGANTAR

            Segala puji dan syukur untuk Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat, taufik, sertahidayah-Nya, sehingga penyusun dapat ,menyelesaikan makalah Thermistor, Strain Gauge, dan Photodiode ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Pengaturan  Kapal.

            Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Bapak Isa Rachman selaku dosen mata kuliah Sistem Pengaturan Kapal yang memberikan penyusun referensi dan pengetahuan baru tentang sistem kontrol. Terima kasih juga kepada teman-teman yang tiada henti mendukung agar segera  terselesaikannya makalah ini.

            Meskipun penyusun berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar tugas makalah ini dapat lebih baik lagi.

            Akhir kata penyusun berharap agar laporan ini bermanfaat bagi semua pembaca.
                                                                                               

Surabaya, 09 April 2015
       Penyusun
                                                                                                           









BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang
      Pada zaman sekarang ini banyak sekali alat yang digunakan untuk mengukur suhu, tekanan maupun alat untuk mendeteksi warna. Disini kami ingin menjelaskan bagaimana 
            Pada zaman sekarang banyak sekali alat-alat yang digunakan untuk mengukur baik suhu, tekanan, maupun lainnya. Disini, kami ingin menjelaskan bagaimana pengukuran suhu efek radiasi, tekanan dalam pipa dan kadar oksigen baik dari pengertian,maupun dari prinsip kerja, dan aplikasi dari alat-alat nya.
Pengukuran suhu efek radiasi memiliki dua metode untuk mengukur radiasi, yaitu pirometer optis (pirometer pita sempit) dan pirometer radiasi total. Pirometer optis digunakan untuk mengukur logam panas karena jika alat ini dikalibrasidengan baik akan sangat sempurna mengukur temperatur logam diatas 15000F (8160C). Sedangkan pirometer radiasi total dapat digunakan untuk aplikasi-aplikasi dengan benda bergarak atau yang berada pada jarak jauh.
Pengukuran tekanan dapat dilakukan dengan alat Bellow Gauge. Bellow juga digunakan untuk pengukuran tekanan , dan dapat dibuat kapsul mengalir. Cara dasar pembuatan bellow adalah dengan ikat bersama-sama banyak diafragma individu. elemen Bellow, pada dasarnya, adalah anggota salah satu bagian berekspansi, dilipat dan aksial fleksibel. Ini memiliki banyak convolutions atau lipat. Hal ini dapat dibuat bentuk satu bagian dari logam tipis.
Pengukuran kadar oksigen menggunakan oksigen sensor. Sebagai molekul oksigen berdifusi melalui membran semi-permeabel diinstal pada salah satu sisi sensor, molekul oksigen berkurang di katoda untuk membentuk ion hidroksil yang berpindah ke anoda sensor yang mana reaksi oksidasi terjadi. Reaksi reduksi / oksidasi yang dihasilkan menghasilkan arus listrik sebanding dengan konsentrasi oksigen dalam gas sampel.
Alat pengukuran adalah suatu alat yang dapat mendeteksi keberadaan suatu fenomena alam dan mengukurnya salam suatu kuantitas fisik danmengubahnya menjadi suatu sinyal yang dapat dibaca oleh pengamat atau alattertentu.
Begitu banyaknya besaran fisik yang dapat diamati dari sekian banyak fenomena alam yang ada di dunia ini, maka ada begitu banyak sensor yang diciptakan dan ditemukan oleh manusia. Karenanya, teknologi sensor terus berkembang sseiring dengan berjalannya waktu. Sensor-sensor dikaji dan dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan dan rasa ingin tahu manusia, dan menciptakan suatu standar pengukuran yang universal. Panas dan suhu adalah dua hal berbeda. Panas adalah energi total darigerak molekular di dalam zat, energi panas bergantung pada kecepatan partikel di dalam sebuah benda. Sedangkan suhu adalah ukuran energi rata-rata dari gerak molekular di dalam zat. Suhu tidak bergantung pada ukuran atau jenis benda.

1.2 Tujuan
            Tujuan penyusunan makalah ini bermaksud untuk mengetahui prinsip kerja dan pengaplikasiannya dari thermistor, strain gauge, dan photodiode.

1.3 Rumusan masalah
            Untuk mengarahkan penyusunan daripada makalah ini permasalahan yang dihadapi yakni membahas bagaimana pengertian, komponen, prinsip kerja, aplikasi dan keunggulan maupun kelemahan dari masing- masing sensor.















BAB 2
PEMBAHASAN
1.     THERMISTOR
1.1.         Pengertian
                Nama termistor berasal dari Thermally Sensitive Resistor. Termistor ini merupakan gabungan antara kata termo (suhu) dan resistor (alat pengukur tahanan). Termistor (Inggris: thermistor) adalah alat atau komponen atau sensor elektronika yang dipakai untuk mengukur suhu. Termistor ditemukan oleh Samuel Ruben pada tahun 1930, dan mendapat hak paten di Amerika Serikat dengan nomor #2.021.491.
                                      Description: Sensor Termistor
                                                Sensor termistor
·        Jenis – Jenis Termistor
Termistor dibedakan dalam 2 jenis, yaitu
1.      Description: NTC TermistorTermistor yang mempunyai koefisien negatif, yang disebut NTC (Negative Temperature Coefisient)
NTC merupakan termistor yang mempunyai koefisient negatif. Dimana bahannya terbuat dari logam oksida yaitu dari serbuk yang halus kemudian dikompress dan disinter pada temperatur yang tinggi. Kebanyakan pada material penyusun termistor biasa mengandung unsur – unsur seperti Mn2 O3, NiO,CO2, O3,Cu2 O, Fe2 O3 TiO2, dan U2 O3.
Oksida-oksida ini sebenarnya mempunyai resistansi yang sangat tinggi, tetapi dapat diubah menjadi bahan semikonduktor dengan menambahkan beberapa unsur lain yang mempunyai valensi yang berbeda disebut dengan doping dan pengaruh dari resistansinya dipengaruhi perubahan temperatur yang diberikan. Thermistor logam oksida digunakan dalam daerah 200K sampai 700K. Untuk digunakan pada temperatur yang sangat tinggi, thermistor dibuat dari Al2O3 , BeO , MgO.
2.       Termistor yang mempunyai koefisien positif yang disebut PTC ( Positive Temperature Coefisient)
                PTC merupakan termistor dengan koefisien yang positif. Termistor PTC memiliki perbedaan dengan NTC antara lain:1.Koefisien temperatur dari thermistor PTC bernilai positif hanya dalam interfal temperatur tertentu, sehingga diluar interval tersebut akan bernilai nol atau negatif2.Harga mutlak dan koefisien temperatur dari termistor PTC jauh lebih besar dari pada termistor NTC.
                                    Description: PTC Termistor
                                                Termistor PTC
·        Jenis – jenis PTC
§  Jenis pertama terdiri dari thermally sensitif silicon resistors, kadang-kadang disebut sebagai “Silistors”. Device ini menunjukkan nilai koefisien suhu positif yang cukup seragam (sekitar 0,77% /°C) kebanyakan dari silistor melalui berbagai wilayah/rentang operasional, tetapi dapat juga menujukkan koefisien suhu negatif di wilayah temperatur yang melebihi 150° C. Device ini paling sering digunakan untuk kompensasi terhadap device semiconducting silicon dalam kisaran temperature antara -60° C ke 150°.
§  Jenis kedua merupakan polycrystalline bahan keramik yang biasanya resistivitasnya tinggi tetapi terbuat dari semiconduktor dengan penambahan dopants. Umumnya dibuat dari campuran barium, timah dan strontium titanates dengan tambahan seperti yttrium, manganese, tantalum dan silika. Device ini memiliki daya tahan-suhu karakteristik negatif yang sangat kecil. Koefisien suhu device ini hingga mencapaisuhu yang kritis, yang disebut sebagai “Curie”, perubahan atau transisi suhu. Suhu kritis ini merupakan pendekatan, device ini mulai menunjukkan peningkatan, resistansi suhu coefficient positif seperti peningkatan resistansi yang besar.

·        Cara Penggunaan Sensor Termistor
            Cara penggunaan termistor,sama halnya dengan cara penggunaan thermometer. Hanya perbedaannya adalah termistor digunakan untuk mengukur suhu pada resistor. Ketika termistor mengalami pemanasan atau ketika termistor berada dekat dengan sumber kalor, termistor akan menilai perubahan yang bergantung pada temperatur yang dilingkiupinya

·        Karakteristik Termistor

                                    Description: Karakteristirk Termistor
            Adapun karakteristik termistor yang seperti ditunjukkan pada grafik diatas yaitu semakin besar resistance maka suhu yang terukur adalah semakin rendah begitu pula sebaliknya semakin kecil resistansi maka suhu yang dihasilkan semakin tinggi.

·        Pengaplikasian

            Termistor digunakan dalam berbagai aplikasi, dan berikut ini beberapa aplikasi termistor yang paling populer:
1.Sensor suhu
Mungkin ini sudah sangat jelas, termistor berfungsi sebagai sensor suhu yang biasa digunakan dalam berbagai aplikasi. Termistor merupakan salah satu jenis sensor suhu yang paling akurat dalam pengukurannya, selain itu termistor memiliki stabilitas jangka panjang yang sangat baik (tidak terpengaruh oleh penuaan), mungkin inilah salah satu alasan yang menjadikan termistor begitu di terima menjadi sensor yang paling menguntungkan untuk banyak aplikasi, termasuk pengukuran suhu dan kontrol. Termistor berbeda dengan RTD (Resistor Temperature Detector), bahan-bahan termistor umumnya merupakan keramik atau polimer, sementara RTD menggunakan logam murni. Termistor juga memiliki waktu respon yang lebih cepat dari pada RTD. Selain itu RTD juga digunakan dalam rentang suhu yang lebih besar, sementara termistor hanya dalam rentang suhu yang terbatas sekitar - 90 C sampai 130 C, namun termistor mungkin memiliki ke akuratan pengukuran yang lebih baik dibanding RTD.

2.Pembatas lonjakan arus
Termistor biasanya juga digunakan sebagai pembatas lonjakan arus. Termistor membatasi lonjakan arus untuk menghindari kerusakan komponen secara bertahap dan untuk mencegah sekring atau juga circuit breaker putus atau trip. Jenis termistor yang biasanya digunakan sebagai pembatas arus ini adalah termistor NTC. Jadi pada awalnya resistansi termistor yang tinggi akan menahan aliran arus yang besar, dan ketika dalam beberapa detik arus terus mengalir, termistor NTC akan memanas, sehingga resistansinya menurun dan memungkinkan arus normal mengalir ke rangkaian.

3.Proteksi sirkuit
Termistor juga bisa digunakan untuk melindungi sirkuit atau rangkaian dengan cara memutus aliran arus (sebagai pengganti sekring). Jenis termistor yang digunakan untuk melindungi sirkuit ini adalah termistor PTC. Jadi pada normalnya termistor PTC akan membolehkan aliran arus mengalir ke rangkaian, dan ketika ada arus berlebih yang mengalir melalui termistor, maka termistor PTC akan memanas, dan memanasnya suhu atau meningkatnya suhu ini akan meningkatkan resistansi dari termistor PTC, sehingga aliran arus akan terhambat atau terputus.

            Gambar rangkaian yang ditunjukkan di bawah ini akan menjelaskan bagaimana sebuah rangkaian sederhana yang akan aktif ketika suhu atau temperatur meningkat. Dimana rangkaian tersebut menggunakan komponen thermistor, resistor tetap, transistor dan tegangan supply. Jadi begini, resistansi termistor akan menurun saat suhu meningkat, sehingga termistor menyuplai arus basis transistor, yang transistor akan aktif dan menjadi konduktor mengalirkan arus ke beban. Nilai resistor tetap tergantung pada termistor yang digunakan.
                                   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar